Kisah berikut yang akan saya ceritakan adaah sebuah kisah dan cerita ungkapan dan Curahan hati, yang mengisahkan tentang betapa besar kasih sayang yang ibu berikan. Kasih sayang yang tulus yang ia berikan tanpa mengharap balasan apa - apa.
Ibu bisa kita ibaratkan sebagai muara kasih, yang penuh cinta dan kasih sayang, tapi tidak
jarang kita sebagai seorang anak, melupakan hal itu, kita bukan
membuatnya bangga tetapi malah membuatnya menangis. begitu juga yang
pernah dan sangat sering saya lakukan.
Ini adalah kisah ku, kisah penyesalan, karna AKU SERING MEMBUAT IBU MENANGIS. Aku
adalah seorang anak terakhir dari empat bersaudara yang tinggal di
sebuah kota kecil di Sumatera Selatan. Aku rasa aku adalah anak yang
paling beruntung karena mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayangi
ku. Terutama ibu....
Pada suatu waktu, saat itu ketika aku
berumur 9 tahun, aku masih duduk di bangku kelas 3 SD. Hari itu (saya
lupa hari apa tepatnya) aku pulang cepat dari sekolah karena guru rapat,
dan aku pun langsung berencana untuk main dengan teman2 sepulang dari
sekolah.. Ketika sampai dirumah, terlihat ibu berdiri di teras,
menunggu ku yang sudah terlihat dari kejauhan. Dia pun menyambutku,
mengajak ku masuk dan mengganti pakaian ku, lalu menyuruh ku makan,
tapi aku langsung menolak karna aku ingin main dengan teman - teman yang sudah
menunggu ku. Ibu melarang, dan baru mengizinkan pergi setelah aku
makan. Aku marah, lalu langsung lari keluar rumah, ibu mengejar ku
sambil berteriak memanggil nama ku. aku terus berlari dan tidak
memperdulikannya. Ketika aku menyebrang jalan. Tiba - tiba aku mendengar suara
deritan rem mobil, dan ada sebuah benda keras yang menghantam tubuh
ku. Dan aku tidak tahu apa2 lagi.
Yang aku tahu ketika aku terbangun, yang
ku rasakan sekujur tubuh ku terasa sakit dan ngilu, dan ku lihat
disamping ku, ibu sedang menangis, dan tiba2 ia tersenyum saat
melihat aku sadar. lalu dia mencium ku dan menangis lagi. Lalu aku
bertanya... "Kenapa ibu menangis, apakah ibu marah kepada saya?" lalu
ibu menjawab. "tidak sayang, ibu tidak marah marah, tapi ibu hanya
sedih karena ibu tidak bisa menjaga kamu". mendengar itupun aku
diam.
Setelah kejadian itu, aku selalu berusaha untuk menuruti kata - kata ibu, karna aku tidak mau membuat ibu menangis lagi.
Tapi suatu waktu, saat itu aku duduk di kelas 2 SMP. Karena
pengaruh teman - teman, aku melakukan sebuah kesalahan yang amat besar. aku
dan 3 orang temanku mengeroyok seorang siswa baru sampai dia babak belur
dan masuk rumah sakit. Karena kejadian itu kepala sekolah memanggil ibu
dan mengatakan kalau aku dikeluarkan dari sekolah, tentu saja ibu
berusaha dengan sekuat tenaga agar kepala sekolah bisa memberi
keringanan. Tapi kepala sekolah mengatakan itu adalah tuntutan dari
orang tua siswa yang kami keroyok. Tapi ibu tidak menyerah, ibu
memberanikan diri dan memprtaruhkan harga dirinya untuk memohon kepada
orang tua siswa tersebut untuk mencabut tuntutannya. melihat kesungguhan
ibu, akhirnya tuntutan itu pun dicabut dan aku tidak dikeluarkan dari
sekolah. Setelah kejadian itu, ibu mengacuhkan aku, dia tidak pernah
mau menyapa dan tidak lagi memperdulikan ku. Ke esokan harinya, ketika
ayah pulang dari luar kota, ayah langsung murka setelah tau apa yang
telah terjadi, ayah menempeleng dan menghajarku sampai aku tidak bisa
berbicara dan berdiri lagi. Ketika ayah ingin memberikan pukulan
selanjutnya, tiba - tiba ibu berlari ke arah ku dan memelukku sambil
menangis. Dia memohon kapada ayah untuk berhenti menghukumku. Lalu
ayah pun pergi.
Setelah ayah pergi, ibu menggendongku ke kamar,
diletakkannya aku di atas kasur dan obatinya lukaku, aku hanya bisa
meringis sambil menangis, tapi tak bisa bersuara, terlihat olehku ibu
juga menangis, deras sekali tangisannya dan dia juga tidak bersuara. Dia mengusap semua luka -luka ku, lalu dia menciumku. Terbata - bata lalu
aku berkata..."Ibu, maafkan aku. Ibu jangan menangis, apakah ibu
marah pada ku?' lalu ibu menjawab. "Tidak nak, ibu menangis bukan
karena ibu marah, tapi karena ibu tidak bisa melindungimu"
Mendengar
ibu berkata seperti itu, aku menangis lebih kencang lalu memeluk
ibu, dan dalam hati aku berjanji tak kan membuat ibu menangis lagi.
Waktu pun berganti, tak terasa aku sudah lulus SMA, dan dalam kurun waktu itu, aku sangat senang karena aku tak pernah membuat ibu menangis.
Tapi ketika tiba waktu aku harus pergi ke keluar kota untuk mencoba mengadu nasib. Aku berpamitan sebelum pergi, aku memeluk ayah, kakak-kakak, dan terakhir ibu...
Kulihat
ibu menangis, tapi terlihat sekali dia mencoba menahan tangisannya
sehingga yang terdengar hanya desahan - desahan kecil yang semakin terdengar
pilu.
Lalu aku memeluk ibu, aku mencium nya dan mengusap air
matanya. Kemudian aku bertanya.. "Ibu, kenapa ibu menangis? apakah ibu
tidak ingin aku pergi?"
Kemudian ibu menjawab. "Tidak nak, ibu
menangis bukan karena ibu tidak ingin kau pergi, tapi ibu menangis
karna ibu tak tau kapan kau akan kembali" ia menjawab sambil
menangis dan bagi ku itu adalah kesedihan ku.....
"Ibu jangan khawatir, aku akan segera kembali untuk ibu"
lalu aku pun melangkahkan kaki, naik ke bus sambil melambaikan tangan
pada mereka, mereka juga melambaikan tangan, kecuali ibu yang hanya
mematung dengan mata yang berurai air mata. Tak terasa air mataku
jatuh, aku membayangkan ibu, pelukannya, ciumannya dan kasih
sayang nya, yang pasti akan sangat aku rindukan "IBU AKU AKAN KEMBALI UNTUKMU" bisikku dalam hati
Tak
terasa, setelah setahun bekerja diluar kota, aku akhirnya memutuskan
untuk pulang, menemui keluarga, dan pastinya Ibu yang sudah sangat aku
rindukan.
Ketika aku tiba, terlihat mereka semua sudah menungguku
di terminal. Terlihat ayah, kakak, dan ibu disana. Aku melihat
ibu, dia semakin tua, dan aku tiba - tiba membayangkan tangisannya. Dalam hati aku bertanya apakah ibu akan menangis???
Aku
turun dari bus dan langsung menemui mereka. ku peluk ayah, ku peluk kk,
dan akhirnya kupeluk orang yang sangat ku rindukan, IBU...
Ibu tidak menangis, tidak sama sekali. Malah dia tersenyum melihatku.
Melihat itu tiba - tiba air mataku jatuh dan aku menangis. Ibu lalu mengusap air mata ku. Kemudian bertanya. "Nak, mengapa kau menangis?? apa kau tidak bahagia bertemu ibu?"
Lalu
aku menjawab. "Aku menangis bukan karena tidak bahagia menemui
ibu. Tapi aku menangis karena teringat betapa sering AKU MEMBUAT IBU
MENANGIS...."
Kemudian ibu pun menangis dan kami berpelukan.
IBU
AKU MENCINTAIMU. Dan aku berjanji aku tak kan membuatmu menangis
lagi, karna tangisanmu adalah kesedihanku dan senyumanmu adalah
kebahagiaan ku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar