Kamis, 30 April 2015

Kisah Nyata - Segunung Asa Hilang Di Terpa Badai

Kisah Nyata ini di kirimkan oleh salah satu teman atau salah seorang pengunjung blog saya ini. Kisah berikut di kirimkan melalui Email saya yunusman01.ym@gmail.com kisah ini di kirimkan ke email saya pada tgl 28-04-2015. Saya mohon maaf karena saya baru sempat membuka dan mengecek email masuk, dan saya juga mohon maaf, karena saya merubah gaya tulisnya. Karena, menurut saya tulisan yang dikirimkan ke email saya sangat berantakan dan tidak memiliki EYD. namun setiap bahasa dan penyampaiannya tetap sama, hanya saja tulisannya yang saya ubah.

Aku adalah seorang pemuda yang mencintai seorang janda yang memiliki anak Dua (2), Aku berhubungan dengannya kurang lebih Dua tahun, perjalanan hubungan ku dengan dia berjalan lancar. Akan tetapi pada akhirnya hubunganku dengannya berakhir dengan perpisahan. 

Aku sangat menyayanginya, begitu juga dengan dia begitu menyayangi aku dan juga keluargaku. Mungkin di karenakan jodoh kami hanya sampai disini, makanya kami di pisahkan oleh sang maha tahu.

Selama kami menjalani hubungan kami yang sudah Dua (2) tahun, kami sering membicarakan soal pernikahan, dan pada akhirnya aku memutuskan untuk mencari sebuah pekerjaan. Dengan dalih aku bekerja untuk mencari uang untuk modal perkawinanku dengannya. 

Aku merantau ke kalimantan selama satu tahun, dan selama setahun juga dia selalu menghubungi aku melalui sms atau via telpon, dan selama itu juga aku selalu merindukannya. 

Akhirnya aku bisa mengumpulkan uang yang aku pikr itu sudah cukup untuk biaya pernikahan kami, dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke kampung halamanku, kemudian melamarnya untuk ku jadikan istriku yang sah. Berbagai asa bergelimangan di pikiranku saat itu, jika aku pulang ke kampung dan bertemu dengannya, aku ingin memeluknya dan menciumnya.

Sesampainya aku di kampung halamanku, aku langsung menuju ke rumah calon istriku. Namun di tengah perjalanan aku bertemu dengan anak pacarku, yang saat ini sudah berusia 14 tahun saat itu dia menyapaku.

"Aa, kapan pulang?" tanyanya yang memang sudah mengetahui hubunganku dengan ibunya. Dan dia pun merestui hubungan kami.

"Baru saja, Aa sampai. Dan sekarang, Aa ingin bertemu dengan, Emakmu. Emak sekarang dimana?" 

 "Memang, Aa gak tahu. Emak ada dimana?"

Aku merasa aneh dengan jawaba yang di berikan anak itu, kemudian aku pun kembali bertanya. "Aa, beneran gak tahu, dedek. kenapa ya selama Tiga hari ini, Emak tidak pernah sms atau telpon, Aa?"

Mendengar ucapanku anak itupun kemudian menangis dan memelukku. "Aa, Emakku sudah gak ada"

"Apa maksudmu dedek.?"

"Emak, meninggal Empat hari yang lalu, Aa"

"Apa, dedek. Kamu kalau ngomong yang benar. Jangan asal - asalan."

"Sumpah, Aa. dedek kira. Aa tahu prihal kepergian, Emak."

"Tidak, ada yang memberitahukan perihal ini ke Aa dedek."

Aku tidak menyangka kalau secepat ini dia pergi meninggalkan aku, Aku baru sadar beberapa hari hp dia tidak pernah aktif mungkin ini sebabnya dia dari semua itu. Pantas saja terakhir dia telpon aku, aku merasa ada yang aneh dengan kata - katanya, dia bilang gini ke aku.

"Yank, terima kasih banyak atas semua yang sudah kamu berikan ke aku. Aku merasakan kasih sayang kamu, cinta kamu, dan semua yang sudah kamu berikan ke aku. Aku merasakan kebahagiaan saat bersamamu. Yank, kebaikanmu, ketulusanmu, yang sudah kamu berikan ke aku akan berakhir, dan aku tidak bisa membalas semua yang sudah kamu berikan sama aku. Impian yang kita harapkan selama ini pun tidak akan pernah terjadi. Karena aku akan pergi jauh dari kamu dan orang - orang yang aku sayangi. Aku akan mendo'akanmu agar hidupmu bahagia, lebih dari saat kamu bersamaku. Aku mencintai kamu dan menyayangi kamu." Setelah dia mengatakan itu, aku los kontak dengannya.

Aku berharap semoga kejadian ini tidak terulang lagi, cukup sekali ini saja aku merasakan betapa sakitnya di tinggal orang yang paling aku sayangi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar