Senin, 06 April 2015

Cerita Motivasi Hidup - Belajarlah Dari Seorang Marbot

Hidup di dunia hanya sementara, akhirat selama - lamanya. Dalam mengarungi hidup yang penuh dengan sandiwara ini kita selalu di hadapkan dengan yang namanya ekonomi.


Alkisah ada dua sahabatyang sudah lama terpisah ; Saepul dan Amril.

Amri memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Akan tetapi beliau kurang beruntung secara ekonomi.

Sedangkan Saepul adalah seorang sahabat yang bisa di bilang memiliki kemampuan (otak yang biasa). Namun di karenakan dia memiliki orangtua yang cukup mampu untuk menunjang masa depannya.

Kedua sahabat ini dulunya sangat akrab, bisa di bilang sudah seperti saudara. Namun karena beliau sudah berpisah cukup lama, akhirnya kedua sahabat ini bertemu di tempat yang sangat istimewa, koridor wudhu, koridor toilet sebuah masjid mungil.

Saat itu Saepul sudah menjelma menjadi seorang manajer kelas menengah. Pakaiannya Necis, Berkelas. Akan tetapi dia tetap menjaga kesalehannya. Dia juga memiliki kebiasaan, setiap kali dia keluar kota, ia menyempatkan diri untuk singgah di masjid terdekat yang ia jumpai ketika waktu sholat telah tiba. Untuk memperbarui wudhu dan sujud syukur. Syukur - syukur masih punya waktu yang di perbolehkan untuk sholat sunnah, maka ia melakukannya sholat sunnah sebagai tambahan.

Pada suatu kesempatan, Saepul tiba di suatu kota. Waktu menunjukkan sudah tiba saatnya untuk sholat Ashar, Saepul pun mencari masjid untuk menjalankan ibadah sholat Ashar.

Akhirnya di temukannyalah sebuah masjid, kemudian menepikan mobilnya kemudian beranjak ke koridor masjid untuk mengambil udhu. Disitulah Saepul menemukan Amril.

Cukup terperangah Saepul melihat sosok pria yang sepertinya dia kenal, Ya itu sahabatnya si Amril. Amril yang sangat cerdas yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Saepul pun tidak menyangka bahwa selama berpuluh - puluh tahun ia tidak melihat sahabatnya itu dan sekarang ternyata bekerja sebagai marbot (pembersih) masjid.

"Maaf, kamu Amrilkan. Amril yang dulu teman SMPku?" dengan nada sedikit agak ragu Saepul menyapa marbot itu.

Alhamdulillah yang ditegur pun tidak kalah hebatnya dalam mengenali sahabatnya itu. Dalam hitungan menit akhirnya keduanya saling berpelukan. "keren sekali kamu sekarang mas... Mantab" ucap Amril sambl memeluk sahabatnya yang saat itu masih dalam keadaan memakai dasi dan lengan baju yang di gulung untuk bersiap - siap untuk mengambil udhu, menyebabkan jam tangan bermerknya terlihat oleh Amril.

"Ah,,, biasa saja..."

Saepul menaruh rasa iba terhadap sahabat itu, mengapa tidak? Di tangannya terlihat Amril sedang memegang sebuah kain Pel, salah satu ciri marbot dengan celana di gulung, dan mengenakan sebuah peci yang di dongakkan sehingga jidat htamnya terlihat jelas.

"Ril,, ini kartu nama saya."

Amril melihat di kartu nama itu bertuliskan (Manager Area) "Wuaah,,, benar - benar keren kamu, Pul."

"Ril,,, nanti sehabis saya sholat, kita ngobrol ya. Maaf, di kantor saya ada pekerjaan yang lebih baik dari sekedar marbot di masjid ini. Maaf..."

Amril tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Terima kasih ya... Nanti kita ngobrol. Selesaikan saja dulu sholatnya, saya pun masih ingin melanjutkan pekerjaan. Bersih - bersih dulu, Pul.... Silahkan. yang nyaman ya."

Sambil udhu, Saepul terus saja berpikir. Mengapa Amril yang pintar harus terlempar dari kehidupan normal. Ya meskipun tidak ada yang salah sebagai seorang marbot, tapi marbot... ah, pikirannya tidak mampu membenarkannya. Saepul menyesalkan kondisi negeri ini yang tidak berpihak kepada orang - orang yang sebenarnya memiliki talenta dan kecerdasan, namun miskin.

Sekali lagi Saepul melewati Amril yang terlihat sedang bersih - bersih. Andai saja Amril mengerjakan ini di perkantoran, maka sebutannya bukan marbot, melainkan "Office Boy".

Tanpa sadar ada yang sholat di belakang Saepul. Orang itu juga sedang melakukan sholat Sunnah. Ketika usai sholat Sunnah. Saepul menyempatkan untuk melirik kebelakang, Barangkali yang sholat di belakangnya itu adalah temannya si Amril. Saepul pun menyelesaikan do'anya secara singkat. karena ia sudah tidak bisa menahan hasratnya untuk berbicara dengan sahabatnya itu.

"Pak" tiba - tiba terdengar suara anak muda muda di belakang Saepul

"Iya, Mas...?"

"Pak,,, bapak kenal dengan pak haji Amril....?"

"Haji Amril...?"

"Itu,,, yang barusan ngobrol dengan bapak..."

"Oh... Amril, iya saya kenal,,, dia itu adalah sahabat saya waktu SMP. Memangnya dia sudah Haji?"

"Dari dulu sudah Haji pak. dari sebelum beliau membangun masjid ini..."

Kalimat itu cukup datar. Tapi cukup menampar hatinya Saepul. Dari dulu sudah Haji. Dari sebelum dia membangun masjid ini...

Anak muda itu pun kemudian melajutkan bicaranya. "Beliau orang hebat pak. Tawadhu, sayalah marbot di masjid ini. Saya karyawan beliau, beliau yang membangun masjid ini pak. Diatas tanah wakafnya sendiri. Bahkan salah satu kebiasaanya yang aneh. Yaitu dia selalu menggantikan posisi saya. Karena suara saya bagus, kadang saya disuruh mengaji dan Adzan saja..."

Entah apa yang ada di Hati dan Pikiran saepul saat ini...

Bagaimana menurut teman - teman semua?

Jika amril itu adalah kita, mungkin begitu ketemu teman lama yang sedang bersihkan toilet, pasti kita akan memberitahukan posisi kita apa?

Dan jika kemudian teman lama kita ini sampai menyangka kita ini adalah seorang marbot masjid beneran. Mungkin kita akan menyangkal dan menjelaskan sacara detail begini dan begitu. Sehingga tahulah teman kita bahwa kita ini adalah seorang pewakaf dan yang membangun masjid ini.

Tapi kita bukan pak haji Ahmad dan Pak Haji Ahmad bukan kita. Dia selamat dari kerusakan amal, sebab dia Cool saja, Tenang saja... Adem.

Haji Ahmad merasa dia tidak perlu menjelaskan apa - apa, karena beliau sadar akan kebesaran dan keagungan Tuhan. Dan pada akhirnya Allah yang memberitahukan siapa dia sebenarnya.

"Al- mukhlishu, man yaktumu hasanaatihi kamaa yaktumu sayyi aatihi" Yang artinya "Orang yang ikhlas itu adalah orang yang menyembunyikan kebaikan - kebaikannya, seperti ia menyembunyikan keburukannya."

Sedikit pengetahuan akan sangat sangat berguna apabila itu di sampaikan kepada sahabat - sahabat kita agar mereka juga bisa mempelajarinya dan mengamalkannya. Apakah anda akan membiarkan Coretan ini hanya berdiam di blog ini? Tanpa ada satu teman kalian yang membaca dan mengamalkannya? Silahkan Reshare jika anda ingin teman - teman anda bisa membaca dan mengamalkan Coretan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar