Alkisah, disebuah desa yang berpenduduk cukup pdata dan ramai,
hiduplah seorang ibu (Suminem) dan si anak (Fikri). Suminem adalah
seorang janda yang di tinggal mati oleh suaminya, dan otomatis Fikri
adalah seorang anak yatin yang saat itu sudah duduk di bangku kelas 3
SD.
Fikri sangat ingin melanjutkan sekolahnya, namun
apa daya. Karena kondisi perekonomian yang sangat parah mengharuskan dia
untuk mengurungkan niatnya untuk bersekolah. Karena kondisi ibunya
sekarang ini juga lagi sakit dan membutuhkan obat.
Pada suatu malam, akhirnya Fikri memutuskan menulis sebuah surat yang di tujukan kepada Tuhan. Isi dari surat itu berbunyi :
Kepada YTH : Tuhan
Di : Syurga
Tuhan
yang baik, saya ingin sekali melanjutkan sekolah saya, tapi orang tua
saya tidak punya uang. Ibu saya juga lagi sakit, dia butuh obat, tapi
tidak punya uang. Tuhan saya butuh uang
Rp 20.000 untuk beli obat ibu,
Rp 20.000 untuk membayar uang sekolah.
Rp 10.000 untuk membayar uang seragam.
Rp 10.000 untuk membeli buku
Jadi semuanya Rp 60.000.
Terima kasih Tuhan, saya tunggu kirimannya
Dari : Fikri.
Kemudian
Fikri pun pergi ke kantor pos untuk mengirimkan surat tersebut. Membaca
isi surat tersebut, petugas kantor pos merasa iba melihat Fikri,
sehingga beliau tidak tega mengembalika suratnya.
Oleh
karena di hantui oleh rasa kebingungan untuk mengantarkan surat iitu
kemana, akhirnya si petugas kantor pos itu memutuskan untuk menyerahkan
surat tersebut ke kantor polisi terdekat.
Membaca isi
surat yang di Tulis fikri, sang komandan polisi itu merasa iba dan
tergerak hatinya, kemudiian menceritakan hal itu kepada anak buahnya.
Alhasil,
para polisi pun mengumpulkan dana untuk Fikri, tetapi dana yang
terkumpul hanya Rp 55.000. Sang komandan pun memasukkan uang tersebut
kedalam sebuah amplop dan memberi keterangan, bahwa uang itu dari Tuhan
di syurga. kemudian menyerahkannya ke anak buahnya untuk di beriikan ke
Fikri.
Alhasil uang sudah diterima oleh Fikri dengan
hati yang sangat senang, karena permntaannya terkabul. Walau pun uang
yang di terima hanya Rp 55.000. Fikri pun bergegas mengambil sebuah
kertas dan pensil. Kemudian dia menulis surat lagi :
TERIMA
KASIH TUHAN, TAPI LAIN KALI KALAU MAU MENGIRIM UANG JANGAN LEWAT
POLISI, KARENA KALAU LEWAT POLISI AKAN DI POTONG RP 5000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar