Jumat, 17 April 2015

Kisah Nyata - Ketulusan Do'a Fikri

Alkisah, disebuah desa yang berpenduduk cukup pdata dan ramai, hiduplah seorang ibu (Suminem) dan si anak (Fikri). Suminem adalah seorang janda yang di tinggal mati oleh suaminya, dan otomatis Fikri adalah seorang anak yatin yang saat itu sudah duduk di bangku kelas 3 SD.

Fikri sangat ingin melanjutkan sekolahnya, namun apa daya. Karena kondisi perekonomian yang sangat parah mengharuskan dia untuk mengurungkan niatnya untuk bersekolah. Karena kondisi ibunya sekarang ini juga lagi sakit dan membutuhkan obat.

Pada suatu malam, akhirnya Fikri memutuskan menulis sebuah surat yang di tujukan kepada Tuhan. Isi dari surat itu berbunyi :

Kepada YTH : Tuhan

Di : Syurga

Tuhan yang baik, saya ingin sekali melanjutkan sekolah saya, tapi orang tua saya tidak punya uang. Ibu saya juga lagi sakit, dia butuh obat, tapi tidak punya uang. Tuhan saya butuh uang

Rp 20.000 untuk beli obat ibu,
Rp 20.000 untuk membayar uang sekolah.
Rp 10.000 untuk membayar uang seragam.
Rp 10.000 untuk membeli buku

Jadi semuanya Rp 60.000.

Terima kasih Tuhan, saya tunggu kirimannya

Dari : Fikri.

Kemudian Fikri pun pergi ke kantor pos untuk mengirimkan surat tersebut. Membaca isi surat tersebut, petugas kantor pos merasa iba melihat Fikri, sehingga beliau tidak tega mengembalika suratnya.

Oleh karena di hantui oleh rasa kebingungan untuk mengantarkan surat iitu kemana, akhirnya si petugas kantor pos itu memutuskan untuk menyerahkan surat tersebut ke kantor polisi terdekat.

Membaca isi surat yang di Tulis fikri, sang komandan polisi itu merasa iba dan tergerak hatinya, kemudiian menceritakan hal itu kepada anak buahnya.

Alhasil, para polisi pun mengumpulkan dana untuk Fikri, tetapi dana yang terkumpul hanya Rp 55.000. Sang komandan pun memasukkan uang tersebut kedalam sebuah amplop dan memberi keterangan, bahwa uang itu dari Tuhan di syurga. kemudian menyerahkannya ke anak buahnya untuk di beriikan ke Fikri.

Alhasil uang sudah diterima oleh Fikri dengan hati yang sangat senang, karena permntaannya terkabul. Walau pun uang yang di terima hanya Rp 55.000. Fikri pun bergegas mengambil sebuah kertas dan pensil. Kemudian dia menulis surat lagi :

TERIMA KASIH TUHAN, TAPI LAIN KALI KALAU MAU MENGIRIM UANG JANGAN LEWAT POLISI, KARENA KALAU LEWAT POLISI AKAN DI POTONG RP 5000.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar