Selasa, 05 Mei 2015

Kisah Nyata - Selalu Ada Harapan Di Setiap Do'a Seorang Ibu.

Pada suatu hari, seorang pemuda bernama Heru mengalami kecelakaan. Dia di tabrak oleh sebuah taksi, lukanya sangat parah. Kepalanya mengalami luka yang begitu hebat, tangan patah dan perutnya juga mengalami luka yang sangat parah.

Di rumah sakit, dokter yang menanganinya sudah tidak ada memberikan harapan untuknya hidup. Karena kondisinya yang sangat parah dan sudah tidak ada lagi harapan untuknya menimati hidup di atas dunia ini. Kemudian pihak rumah sakit menghubungi keluarganya. Alhasil, Sumiati (ibu kandung Heru.) hampir pingsan mendengar berita duka mengenai perihal kecelakaan yang menimpa anaknya. Sumiati pun bergegas ke rumah sakit untuk melihat kondisi anaknya.

Berlinang air mata Sumiati melihat keadaan anaknya. Walau pun pihak rumah sakit sudah memvonis bahwa sudah tidak ada harapan lagi buat anaknya untuk diselamatkan. Sumiatitiada henti - hentinya berdo'a dan memohon kepada Allah agar anaknya itu di berikan kesempatan lagi untuk hidup di dunia ini.

Jam berganti hari, hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, keadaan Heru tidak banyak mengalami perubahan. Setiap hari Sumiati datang ke rumah sakit untuk anaknya. Setiap malam pula dia menyempatkan untuk bangun agar dia bisa menjalankan sholat malam, bertahajjus dan berdo'a kepada Allah memohon agar anaknya di selamatkan dari maut.

Di dalam keheningan malam Ibu Sumiati, sambil berlinang air mata menghantarkan do'a untuk anaknya, diantara do'a yang ia panjatkan adalah sebagai berkut. "Ya Allah, Ya Tuhanku, kasihanilah aku dan kasihanilah anakku. Susah payah aku membesarkannya dengan air susuku yang engkau karuniakan kapadaku, aku suapkan kedalam mulutnya. Ya Allah, aku pasrah akan semua keputusanmu. Aku ridho dengan qada dan qadarmu. Ya, Allah dengan air mataku ini, aku bermohon kepadamu, engkau sembuhkanlah anakku dan janganlah kau cabut nyawanya. Aku sangat menyayanginya. Aku sangat merindukannya. Susah rasanya bagiku untuk hidup tanpa anakku ini. Terngiang - ngiang suaranya terdengar di telingaku memanggil - manggil aku, Ibunya. Ya, Allah, tidak ada ada Tuhan selain engkau. Tunjukkanlah kuasa Mu ya Allah. Ake rela jika anggota tubuhku dapat di berikan kepadanya agar dengannya dia dapat hidup kembalii. Ya, Allah, aku ridho nyawaku engkau ambil sebagai gantinya, asal anak kesayanganku dapat hidup kembali. Engkau yang maha segala hal, berkat kebesaran Mu ya Allah, terimalah do'aku ini... Amin"

Keyakinan bu Sumiati kepada kuasa ilahi sangat kuat, walau pun tubuh anaknya Heru hancur cidera dan sudah di vonis dokter sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup. Namun, Allah benar - benar mau menunjukkan kebesaran dan kuasanya.

Setelah 5 bulan terlantar, akhirnya Heru memperlihatkan tanda - tanda kesembuhan, dan akhirnya dia sembuh sepenuhnya. Berkat do'a seorang ibu yang ikhlas.

Akhirnya Heru dapat melanjutkan hidupnya, dan menjalin sebuah rumah tangga, hingga beliau memiliki beberapa penerus (anak)

Sumiati semakin hari semakin menua dan uzur. Suatu hari, di usia Ibu Sumiati yang ke 75 tahun. Beliau jatuh sakit dan di masukkan ke rumah sakit. Di awal - awal hari Ibu Sumiati masuk ke rumah sakit, Heru selalu datang untuk menjenguknya. Akan tetapi semakin hari semakin jarang dia datang untuk menjenguk ibunya.Hingga pada suatu hari, Heru di hubungi oleh pihak rumah sakit, memberitahukan bahwa semakin hari kondisi ibunya semakin parah.

Setelah mendapat pangglan dari pihak rumah sakit. Heru pun bergegas untuk ke rumah sakit, Melihat kondisi bunya yang semakin melemah. Heru pun kemudian mendatangi dokter untuk membicarakan tentang kondisi ibunya.

Dokter memberitahukan bahwa ibunya sudah tidak memiliki waktu yang lama lagi untuk hidup. Ibunya akan menghembuskan nafas terakhirnya kapan saja.

Melihat kondisi ibunya yang  semakin lemah, Heru pun kemudian menengadahkan tangannya, berdo'a kepada sang pencipta. "Ya, Allah. Seandainya mati lebih baik untuk ibuku! maka engkau cabutlah nyawan ibuku.!!!. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk melihat penderitaannya. Ya, Allah. Aku akan ridho dengan kepergiannya... Amin."

Begituah bedanya antara do'a sang ibu untuk si anak dan si anak kepada sang ibu. Jika si anak sakit, walau bagaimanapun kondisinya, meskipun sudah di vonis tidak ada harapan lagi untuknya hidup. Namu, kedua orang tua kita selalu mendo'akan kita agar tetap di berikan umur yang panjang.

Akan tetapi, seorang anak yang selama ini di anggap "BAIK" pada hari ini telah mendo'akan ibunya yang sedang sakit agar segera di ambil oleh Allah. Mereka meminta kepada Allah agar ibu/bapaknya segra di matikan. Kerana, sudah tidak tahan melihat "penderitaan" Ibu/Bapaknya.

Bagaimana dengan anda? Apa do'a yang anda panjatkan untuk Ibu/Bapak anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar