Minggu, 17 Mei 2015

Kisah Nyata - Rasa Yang Salah Tapi Selamanya Akan Hidup

Sebut saja namaku Ari, saat ini aku sudah memiliki seorang istri dan tiga orang anak. Kisah yang ingin saya bagikan disini bukan tentang rumah tangga yang sedang aku jalani saat ini bersama istriku. Tapi, tentang sebuah rasa yang telah aku pendam selama aku masih duduk di kelas 2 SMP.

Aku bersekolah di SLTP 2 di kecamatan tempat aku tinggal. Aku termasuk sebagai seorang murid yang bandel disekolah, pernah suatu ketika aku kepergok oleh guru olahraga. Waktu itu saya dan teman - teman sedang ada jam olahraga. Namun, karena bisikan dan pengaruh teman - teman sekelasku yang bandelnya sama denganku, akhirnya kami memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran yang menyuruh kami main voli di lapangan sekolah.

Aku dan kelima temanku tidak keluar kelapangan, kami malah asyik ngerokok di dalam kelas. Entah karena ada yang melaporkan atau apa. Guru olahraga kami masuk kedalam kelas dan memergoki kami berenam lagi asyik mengisap rokok.

Akibat perbuatan itu. Aku dan teman - temanku akhirnya di hukum. Orangtua kami pun di panggil kesekolah. Aku yang tidak tahan menanggung malu akhirnya memutuskan untuk pindah atau berhenti sekolah. Karena nilai Matematikaku lumayan bagus, guru matematikaku tidak terima jika aku harus berhenti/pindah dari sekolah itu. Dia malah menggratiskan dan menanggung semua kebutuhan yang di perlukan selama aku bersekolah di situ. Namun, karena aku anaknya bandel dan masih punya rasa malu, aku tetap memutuskan untuk mengambil surat pindah.

Sampai saat ini aku masih mengingat raut wajah guru matematikaku saat terakhir kali aku menginjakkan kakiku di sekolah itu, aku melihat begitu banyak airmata yang keluar dari matanya. Mengapa tidak, dia harus kehilangan seorang murid yang selama ini telah membantu dan meringankan sedikit pekerjaannya. Karena jika beliau sedang sibuk atau ada keperluan lain, dia bisa mengandalkanku untuk menjelaskan kepada teman - temanku.

Saat aku mendaftarkan diri untuk bersekolah di SMPN1 aku mengalami sedikit halangan, karena ternyata di setiap sekolah mempunyai peraturan, bahwa tidak boleh menerima Murid pindahan dari SMP Negri satu kecamatan. Namun, karena melihat dan nilai dan prestasi yang aku miliki, akhirnya Bapak kepala sekolah SMPN1 akhirnya menerima kehadiranku di sekolah itu, berkat sedikit bantuan dari tanteku yang menjabat sebagai salah satu guru di sekolah itu. Disinilah berawalnya timbul Rasa Cinta yang seharusnya tidak ada dan tidak boleh ada ini.

Sudah satu minggu aku berada di sekolah baruku. Karena aku anaknya sedikit gaul dan gampang berteman, aku memiiliki banyak kenalan dan teman - teman baru di sekolah itu. Salah satunya Wahyu. Wahyu adalah seorang pria yang baik dan ganteng. Wahyu adalah seorang anak yatin. Orang tuanya meninggal di saat beliau duduk di kelas 5 SD.

Selain di sekolah, aku dan Wahyu juga banyak menghabiskan waktu kami bermain di rumahnya. Terkadang kami membuat suatu rumah - rumahan kecil di halaman belakang rumahnya dengan mengumpulkan kardus - kardus bekas. Jika rumah - rumahan kami sudah selesai kami buat, kami pun berjalan mengelilingi halaman belakang rumah - rumah tetangga untuk mencari buah - buahan yang sudah mateng/setengah mateng dan membawanya ke rumah buatan kami.

Entah karna apa, aku merasakan ada hal lain yang bersarang di hatiku, aku sering membayangkan bercinta dengan Wahyu, terkadang aku membayangkan aku di posisi cewek dan terkadang aku juga membayangkan jika aku berada di posisi cowok.

Pernah suatu hari, saat itu Ibunya Wahyu sedang pergi keluar kota dan saudaranya pergi bermain ke rumah kakeknya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Aku dan Wahyu hanya tinggal berdua di rumah itu. Capek/bosan bermain rumah - rumahan akhirnya Wahyu mengajakku untuk beristrahat di dalam kamarnya. Entah mungkin karna dia ngin mengetesku atau memang dia ingin melakukan hubungan yang tak lazim, Wahyu membuka seluruh pakaiannya di hadapanku dan memperlihatkan bekas sabetan Celurit yang mengakibatkan beberapa bagian bekas jahitan di bagian bokong yang terlihat seperti sebuah garis bekas dan aku yakin sampai saat ini bekas itu masih ada.

Melihat Wahyu melepaskan seluruh pakaiannya, sebenarnya aku ingin sekali meraih itunya. Namun karena aku tidak ngin Wahyu membenciku dan memutuskan hubungan persahabatan kami. Aku urungkan niatku dan nafsuku untuk berkencan dengannya.

Aku pun mengalihkan semua dengan cara bertanya dan memegang bekas goresan itu. "Bekas apa ini, Yu?" tanyaku

"Panjang ceritanya, yang jelas bekas luka ini adalah perbuatan abangku si, D" jawabnya.

Waktu itu lama sekali Wahyu tidak memakai pakaiannya dan melihat bodynya yang lumayan bagus lewat pantulan cermin. Aku ingin, namun aku tidak mau dia marah dan tahu jika ada bibit Gay di dalam tubuhku kemudian menjauhiku. Aku terus - terusan menatap bodynya hingga tak aku sadari, pakaian dalamku telah basah.

Semenjak kejadian itu, besoknya aku dan Wahyu sedikit agak merenggang dan dia menjauhiku. Bahkan kami pun tidak pernah lagi bermain di halaman belakang rumahnya untuk bermain rumah - rumahan. "Apa salahku? Kenapa Wahyu berubah?" tanyaku dalam hatiku. "Apa semalam Wahyu memang sengaja ingin memancingku untuk bercinta dengannya? Ah gak mungkin, seorang pria tampan, putih dan banyak di gemari oleh cewek - cewek di sekolah itu Gay"

Jujur aku sangat mencintai Wahyu, sampai saat sekarang ini. Walau pun aku sudah memiliki tiga orang momongan, tapi aku selalu saja memikirkannya, aku selalu memikirkan kalau aku sedang bercinta dan hidup bersamanya. Bahkan jika aku sedang bercinta dengan istriku, aku sering teringat akan bercinta dengannya Wahyu dan itu membuatku semakin bergairah dalam menyentuh istriku. Tapi ada dayaku... Aku tidak pernah berani untuk mengungkapkan rasa cintaku ini, karena aku tahu rasa ini salah dan aku membiarkan jiwaku terpuruk dalam bayangan semu yang tak mungkin bisa untuk aku mengabulkan semua keinginan hati ini. Aku hanya bisa berharap, jika memang manusia setelah mati akan di lahirkan kembali, aku berharap salah satu diantara kami di lahirkan sebagai seorang wanita dan di persatukan dalam ikatan cinta.

Terima kasih karena sudah mau mengshare dan mempublikasikan ceritaku ini... Walau aku dan Wahyu tidak bisa bersatu, tapi aku masih berharap semoga suatu saat nanti dia tahu tentang perasaan yang salah dan tidak seharusnya ada ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar