Kamis, 28 Mei 2015

Ibu Kota Negara Indonesia Akan Di Pindahkan Ke Kalimantan Tengah

Karena Ibu kota Jakarta sekarang sering mengalami banjir maka pemerintah pusat berencana akan memindahkan Ibu Kota Negara Indonesia ke Kalimantan Tengah. Selain dari masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan, banjir yang sedang melanda Ibu Kota DKI Jakarta di sebabkan karena keadaan Laut yang memang naik tiga meter, hal ini di jelaskan oleh mantan Presiden ke 5 Indonesia yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri.

Mantan Presiden ke 5 ini mendukung penuh jika Ibu Kota akan di pindahkan ke Kalimantan Tengah karena menurutnya Kota Palangkaraya sangat cocok untuk di jadikan Ibu Kota Negara Indonesia, Karena tempatnya berada di garis khatulistiwa dan bukan wilayah di laluinya cincin atau pegunungan berapi.

"Pak Teras Narang seharusnya bangga, karena Kalteng merupakan garis khatulistiwa. Pas waktu Bung Karno menggagas di pindahkannya ibu kota ke sana, menurut saya sebenarnya itu tepat." kata Megawati pada kuliah umum dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-50 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di auditorium gedung Lemhanas, Jakarta, Kamis (28/5/2015)

Lebih lanjut dirinya mengatakan, kalau semakin lama Jakarta akan tidak sesuai menjadi ibu kota.

"Kalau jakarta tiap hari makin terendam banjir, bukan saja karena rakyat yang tidak mau membuang sampah pada tempatnya, tapi karena lautnya memang naik tiga meter, apa tidak beneran kelelep Indonesia ini ya?" ucap Megawati

Di dalam kesempatan itu hadir juga Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji, Wakil Lemhanas Didit L, Sestama Suhardi Alius dan seluruh jajaran pejabat Lemhanas. Selain iitu hadir juga fungsionaris PDIP serta Gubenrnur Kalteng Teras Narang.

Herson Aden, Kepala Badan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalmantan Tengah pernah mengatakan kalau Palangkaraya memiliki 2400 hektare persegi untuk komplek Pemerintahan Negara. Dengan luas wilayah tersebut, semua kementerian dan lembaga bisa di pindahkan ke Palangkaraya.

Kisah Nyata - Kasih sayang Seorang Ibu Lansia Yang Berusia 101 Tahun.

Selamat malam All sahabat, kisah yang akan saya share kali ini adalah tentang ketulusan dan kesetiaan seorang wanita yg sekarang ini sudah berusia senja yaitu 101 Tahun. Walaupun sekarang wanita ini sudah keriput bahkan sudah menutup ke seluruh tubuhnya, namun kesetiaannya kepada putranya tidak berkurang sedikit pun.



Usia boleh senja 101 Tahun, Bahkan keriput sudah menutup seluruh badan. Raga renta telah telah membuat tenaganya semakin lemah. Tapi, seorang wanita bernama Meliah Md Diah dari negeri seberang Malaysia ini telah membuktikan kebenaran pepatah "Kasih sayang ibu sepanjang masa"

Usia boleh senja 101 Tahun, bahkan keriput sudah menutup seluruh tubuh. Raga renta telah membuat tenaganya semakin lemah. Tapi, Cinta kasih sayangnya terhadap sang putra (Abdul rahman Saud) tidak pernah surut. Kasih sayangnya tak pernah berubah sedikitpun, meski kini Abdul Rahman Saud kini telah berusia 63 Tahun terlahir dengan keterbatasan fisik, Meliah tetap sabar menjaga dan merawatnya.

Meliah adalah seorang wanita lansia yang bertempat tinggal di Kampung Bukit Nambua, Kedah. Telah memberikan hal yang terbaik bagi anaknya Abdul Rahman Saud yang sedari kecil tidak bisa berbicara, jalan dan melakukan aktivitas lainnya. "Putra saya tidak pernah menjadi beban. Sejak bayi, saya selalu memandikan, menyuapinya dan memakaikannya pakaian. Saya akan merawatnya selamanya. Karena saya sayang dan amat mencintainya, saya hanya,,, hanya ingin bersamanya" tuturnya tanpa ia sadari kalau air matanya waktu itu menetes saat di konfirmasi.

Nenek lansia ini mengaku ikhlas menerima takdirnya ini. Dia tidak pernah menyesal apalagi meratapi nasib hidupnya karena memiliki seorang dengan keterbatasan seperti Abdul Rahman Saud. Meliah pun selalu berdo'a agar di berikan kesehatan dan umur panjang untuknya dan putranya, agar ia bisa selalu merawat putranya itu.

Salah seorang sanak saudara Meliah, yang bernama Siti Jaleha Yunus (59). Menuturkan bahwa kisah hidup Meliah adalah salah satu contoh yang bagus untuk pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Meskipun sekarang ini dia sudah sedikit pikun karena faktor usia, akan tetapi Meliah tidak pernah melupakan nama Abdul Rahman Saud dan tugas sehari - harinya untuk merawat sang putra. "Dia (Meliah) akan melakukan tanggung jawabnya, memanggil putranya saat tiba waktu makan atau pun mandi." Ucap Siti Jaleha. Beruntungnya, dalam kondisi seperti itu kerabat Meliah tak jarang memberikan pertolongan.

Menurut penuturan Siti Jaleha, Suami Meliah sudah meninggal lebih dari 20 Tahun silam. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari - hari, Meliah dan Abdul Rahman Saud bergantung pada bantuan pemerintah setempat.



Sabtu, 23 Mei 2015

Kisah Nyata - Satu Surga Dua Neraka

 Kisah ini adalah kisah yang saya alami kemaren sore pas saya lagi pulang kampung dan berkunjung ke rumah salah satu sahabat saya. Yang tidak habis pikr adalah di situ saya menemukan ternyata sahabat saya ini memiliki dua orang suami yang ternyata tinggal satu atap. Sore itu, kebetulan saya lagi asyik ngobrol dengan temanku yang bernama Emi. Sore itu saya melihat ada dua orang pria yang baru pulang dari kerja. Pria satu itu saya kenal baik dengannya, dia adalah suaminya Emi. Kalau pria yang satu lagi saya tidak mengenalinya. 

Spontan suaminya Emi menegur saya. "Kapan datang, Rin?"

"Kemarin, bang" jawabnya yang memang habis dari kampung. dan akhirnya obrolan kami pun berlanjut.  Kehadiran pria kedua di rumahnya Emi mengundang tanya di benakku. Apalagi ketika aku melihat pria itu masuk ke dalam kamar Emi. spontan saya langsung bertanya kepada Emi untuk menghilangkan rasa penasaranku. "Emi, lelaki itu siapa?"

"Dia teman satu kantor suamiku, akan tetapi dia juga suamiku." jawabnya

Tentu saja saya menjadi kaget mendengar penuturan Emi, yang menyatakan kalau dia itu juga suaminya. Masyaallah ternyata Emi memiliki dua orang suami dan tnggal satu atap. Pikirku, bagaimana dia bisa melayani kedua suaminya itu? Namun, aku tidak ingin mempertanyakan itu. Karena, aku gak mau Emi tersinggung.

Malam itu aku menumpang menginap di rumah Emi. sehabis ngobrol dan nonton acara televisi aku pura - pura tertidur. Karena aku merasa aneh dan penasaran, gimana caranya Emi memperlakukan suaminya.
Tidak lama kemudian saya pun melihat Emi memasuki kamar suaminya yang pertama, setelah satu jam lebih dia bercinta dengan suami pertamanya, aku melihat Emi keluar dan kemudian masuk ke kamar suami keduanya. Tentu saja dia bercinta lagi dengan suami keduanya.

Yang terlintas di dalam hatiku saat tu adalah "Bodoh sekali kedua lelaki itu, mau di gilir cinta" 
Saat ini Emi memiliki 3 orang anak dari suami pertamanya. Kesemua anaknya sudah dewasa. Saat itu aku dan anak kedua Emi, melihat ibunya menggilr suaminya. Saat itu aku melihat anak yang kedua (dia seorang cewek umurnya sekitar 17 tahun) menangis dan sempat berkata pelan "Ibu, dimana hati nurani, Ibu. Aku malu. Mengapa aku harus di lahirkan dari rahim seorang ibu yang biadab" dan kemudian dia berteriak "Bapak, kenapa bapak diam aja."
Yang membuat saya tidak habis pikir adalah suami pertama Emi tidak keluar dan tidak menanggapi keluhan anak keduanya itu.

Aku tidak tega melihat anak itu menangis sambil mengomel - omel tentang kelakuan buruk ibunya dan akhirnya saya memutuskan untuk pulang dan meninggalkan tempat iitu.
Sampai detik ini aku masih terbayangkan dan memikirkan. Bisa ya seorang ibu gak perduli dengan anak - anaknya.

Kisah nyata ini di kirim salah satu sahabat saya di G+ melalui Hangout jika anda ingin menghubungi si pengirim bisa melalui no hp 081286521343 dan ini pin bbmnya 521f8180

Kamis, 21 Mei 2015

Kisah Nyata - Pengorbanan Seorang Ibu

Cerita ini telah di wariskan turun temurun dari generasi ke generasi, akan tetapi disini saya hanya ingin mengingatkan kembali kepada saudara - saudaraku tercinta, agar lebih bisa menghargai dan menyayangi ibunya. Karena kasih seorang ibu tiada terhingga, tiada yg lebih besar daripada kasih sayang seorang ibu, like and share artikel ini jika anda sayang kepada ibu anda.

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup bersama dengan anak tunggalnya. Suaminya sudah meninggal dunia sejak lama sekali karena sakit. Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu - satunya. Betapa tidak? Si anak memiliki tabiat yang sangat buruk. Suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan masih banyak lagi hal - hal buruk yang sering di lakukannya.

Si ibu sering kali menangis meratapi nasibnya yang malang, namun ia sering berdo'a memohon kepada Tuhan. "Tuhan, tolong sadarkan anakku yang ku sayangi, supaya supaya ia tdak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan aku ingin sekali melihat anakku bertobat dan melakukan kebaikan sebelum aku mati."

Akan tetapi, si anak bukan menjadi baik, tapi beliau menjadi semakin jahat dan sudah sangat sering keluar masuk penjara atas perbuatan jahatnya.

Pada suatu hari, ia kembali mencuri di rumah penduduk desa. Namun, malang dia tertangkap dan kemudian di serahkan ke pada Raja untuk di adili dan di jatuhi hukuman pancung.

Pengumuman itu di umumkan ke seluruh desa, di dalam pengumuman itu menyatakan kalau hukuman itu akan di laksanakan keesokan harinya di depan penduduk desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan bahwa jam telah menunjukkan pukul Enam pagi. Berita hukuman itu akhirnya sampa ke telinga sang ibu dia menangis meratapi anak yang di kasihinya dan berdo'a kepada Tuhan. "Tuhan, ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua renta ini yang menanggung dosanya" Dengan tertatih - tatih dia berjalan mendatang raja dan memohon supaya anaknya di bebaskan. Tapi keputusan sudah bulat, anaknya harus menjalani hukuman.

Dengan hati hancur, si ibu kembali kerumah. Tak henti - hentinya dia berdo'a kepada Tuhan supaya anaknya di ampuni dan karena tubuhnya di rasuki oleh rasa capek yang begitu dalam. Akhirnya si ibu tertidur, di dalam tidurnya si ibu bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya di tempat yang sudah di tentukan, r\seluruh penduduk desa berbondong - bondong menyaksikan hukuman yang akan di kenakan kepada anak yang memilik tabiat yang sangat buruk itu. Sang algojo sudah siap dengan pancungannya dan si anak juga sudah pasrah dengan nasibnya.

Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya.

Detik - detik yang di nantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang di tentukan tiba, lonceng belum juga berdentang padahal waktu sudah lewat 5 menit dan suasana di sekitar mulai berisik.

Akhirnya petufgas yang bertugas untuk membunykan lonceng datang. Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi ia menarik lonceng tapi suara dentangnya tidak ada.

Di saat mereka semua di rasuki oleh perasaan biingung. Tiiba - tiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas dimana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar - debar seluruh penduduk desa menantikan saat beberapa orang naik ke atas untuk memeriksa sumber darah tersebut.

Tahukah anda apa yang terjadi? Ternyata dari dalam lonceng telah di temukan si ibu dengan kondisi kepalanya sudah hancur berlumur darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonteng tidak mengeluarkan suara dan sebagai gantinya kepalanya yang terbentur di dinding lonceng.

Seluruh warga desa yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan airmata. Sementara si anak meraung - raung memeluk tubuh ibunya yang sudah di turunkan. Akhirnya dia menyesali segala perbuatannya yang selalu menyusahkan ibunya.

Ternyata malam sebelum hukuman itu di jalankan, si ibu bersusah payah memanjat dan mengikat tubuhnya di lonceng. Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.

Dari kisah nyata diatas, kita bisa mengambil kesimpulan. Bahwa, begitu besar kasih sayang yang ibu berikan kepada kita anaknya. Walaupun si anak selalu berbuat jahat akan tetapi ia tetap menyayangi dan mengasihi anaknya  sepernuh hidupnya.

Marilah kita mengasihi orang tua kita masing - masing selagi kita masih mampu dan masih di berikan kesempatan. Karena beliau adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini...

Silahkan reshare jika anda perduli kepada dan Artikel ini tidak terputus di anda.



Rabu, 20 Mei 2015

Kisah Nyata - Arya Bocah Yang Malang

Arya adalah seorang bocah berusia sekitar 9 tahun, dia anak yang baik, rajin dan suka menolong terhadap sesama. Kalau hari minggu, aku sering menyuruhnya untuk membeli nasi bungkus di rumahnya Mak Erni. Setiap kali aku menyuruhnya, aku sengaja menyuruhnya untuk membeli lebih satu bungkus, untuknya. Karena aku tahu betul kalau ibu tirinya tidak pernah memberikannya sarapan.

Ya, sejak di tinggal mati oleh ibunya 4 tahun lalu. Arya hidup dengan bapaknya yang sejak 2 thn terakhir ini menikah lagi dengan seorang wanita yang juga memiliki satu orang anak perempuan yang imut dan cantik sama dengan ibunya Ria. Namun, kecantikan yang di miliki Ria hanya sebatas rupa saja. Tidak dengan hatinya yang kejam.

Aku sering kali memergoki Ria memperlakukan anak tirinya dengan sangat kasar, jika ada sedikit kesalahan yang di lakukan oleh Arya dia tiidak segan - segan untuk menyiksa dan memukulinya. Pernah suatu har, waktu itu Arya tengah asik bermain kelereng dengan teman - temannya. Di dapur ada sedikit kekurangan, karena jarak antara rumah dan warung sangat jauh, maka si ibu tiri berteriak - teriak mencari Arya.

Arya yang memang bermain tidak jauh dari rumahnya itu mendengar teriakan ibu tirinya itu memanggil namanya pun bergegas untuk pulang. Setibanya di rumah, Arya langsung mendapat hadiah makian dan omelan dari ibu tirinya, bukan itu saja aku juga melihat kalau Arya juga di pukuli oleh ibu tirinya. Tentu saja hal ini terjadi tanpa sepengetahuan ibu tirinya. Aku yang melihat kejadian itu langsung melerai dan memberikan sedikit nasehat kepada ibu tirinya Arya. "Maaf mbak, saya tidak bermaksud untuk ikut campur soal keluarga mbak. Tapi, tolong, Mbak. Arya ini masih kecil. Dia juga ingin bermain sama seperti anak mbak itu. Mbak boleh memarahinya, tapi tolong jangan pakai kekerasan mbak." Mendengar pembelaanku terhadap Arya, Mbak Ria malah marah - marah padaku.

"Eh, loe. Apanya Arya? Sok mau jadi pahlawan kesiangan? Gua ibunya, jadi suka - suka saya mau ngapain aja dengan dia.?"

"Saya tahu kalau sekarang mbak adalah ibunya, tapi saya juga tahu kalau cara mbak memperlakukannya itu tidak seperti mbak memperlakukannya seperti anak mbak. Mbak selalu memanjakan anak mbak, sedangkan Arya selalu saja mbak marah, bahkan ketika mbak sedang ada sedikit keperluan dan ingin menyurh Arya. Harus selalu cepat. Jika Arya sedang tidak di rumah mbak langsung memukulnya. Apa mbak pantas dii sebut sebagai seorang ibu?"

"Anak - anak gua, ngapain loe yg sewot? Apa jangan - jangan loe naksir suami gua ya? Tapi Mas Anto malah memilih aku tuk jadi istrinya. Makanya kamu selalu ikut campur atas segala urusan rumah tanggaku?"

Karena aku tidak mau ribut dan malas ribut, akhirnya aku mengajak Arya untuk ikut aku pulang ke rumahku. Namun, Arya menolak ajakanku. Karena walau sering di sakiti oleh ibu tirinya Arya tetap sayang kepada ibu tirinya. Dia malah membela ibu tirinya yang selalu berbuat kasar kepadanya.

Aku juga pernah bertanya kepada Arya, "Apakah Ayahmu tahu jika ibu tirimu selalu menyiksamu? " dengan kepolosannya Arya menjawab "Tidak kak, aku tidak mau melaporkan kepada Ayah. Aku tidak mau Ayah dan ibu ribut, gara - gara aku." mendengar jawaban polos anak ini saya jadi tersentuh dan salut.

Aku berharap dengan kejadian kemarin, Ria akan berubah dan tidak lagi memperlakukan anak tirinya dengan kasar, aku berharap dia mau berubah dan menyayangi Arya sama dengan dia menyayangi anak kandungnya yang selalu dia manja dan sayang. Namun, ternyata tidak. Dia malah semakin buas dan memukuli Arya. Malah pernah aku melihat di bagian tubuh Arya lebam.

Dengan di penuhi rasa penasaran, aku bertanya kepada Arya. "Kenapa dengan tanganmu?"

"Di pukuli, ibu. Pakai kayu, Kak."

"Ya, Tuhan. Kejam sekali ibu tirimu, Dek. Ini sudah tiidak bisa di toleransi, kita harus segera melaporkan perbuatan kejam ibu tirimu kepada Ayahmu." aku langsung menarik Arya dan menggiringnya menuju tempat kerja Ayahnya Arya.

Namun, yang namanya musibah, bisa datang kapan saja dan dimana saja. Ketika aku menggiring dan membawa Arya ke tempat kerja Ayahnya. Di tengah perjalanan kami berpapasan dengan Ibu tiri dan Adik tiri Arya. Tanpa mereka sadari dari arah belakang mereka ada sebuah motor yang sedang lari dengan kecepatan yang sangat tinggi dan hampir menghantam mereka berdua. Arya yang melihat kejadian itu langsung berlari menyebrangi jalan dan langsung mendorong Ibu dan Adik tirinya agar tidak tertabrak oleh motor tersebut.

Benar saja, Ibu dan adik tirinya tidak tertabrak oleh motor tersebut. Namun, Arya yang malang yang menyelamatkan adik dan ibu tirinya itu kini sudah tergeletak dengan darah membanjiri seluruh tubuhnya. Aku dan ibu tirinya langsung menyetop sebuah taksi dan melarikannya ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke rumah sakiit aku selalu membatin, "Jika Arya tidak selamat dari musibah ini, aku tidak akan bisa memaafkan ibu tirinya. Aku akan menyeretnya ke penjara atas semua perlakuan kasarnya terhadap anak tirinya." Namun Allah berkendak lain, Dia masih memberikan Arya kesempatan untuk merasakan kasih sayang dari seorang ibu tiri.

Walaupun sekarang Arya harus kehilangan satu kakinya, namun saat ini dia bisa merasakan kasih sayang yang begitu tulus dari ibu tirinya. Setiap kali aku berkunjung kerumahnya, aku selalu melihat kalau Ria begitu tulus dalam mengurus dan merawat Arya.


Senin, 18 Mei 2015

Kata Mutiara Terbaru Mei

 Jangan pernah meremehkan dirimu sendiri, karena kamu tak pernah tahu bahwa ada seseorang yang berpikir kamu adalah segalanya.

 Kegagalan adalah sesuatu yang patut di syukuri. Karena, kita masih di beri kesempatan untuk melakukan hal baik lagi.

 Berhentilah mencari seseorang yang sempurna. Temukan seseorang yang memperlakukanmu baik dan bersamamu dia merasa bahagia.

 Jangan berusaha sempurna karena ingin di cintai dirinya. Jadilah dirimu sendiri dan seseorang akan mencintai kamu apa adanya.


 Terkadang dia yang tepat untukmu, selama ini ada di dekatmu. Namun, tak kamu sadari. Karena, kamu sibuk memperhatikan hal lain.

  Kamu tak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, jika kamu terlalu sibuk mengeluh apa yang kamu miliki saat ini tidak cukup bagimu.

 Salah satu hal tersulit dalam hidup adalah ketika kamu harus berhenti mencintai seseorang karena dia telah berhenti mencintaimu.

 Dalam hidup, kadang kamu mencintai orang yang salah, kamu terluka karenanya. Tapi karena kesalahan itu, kamu temukan orang yang tepat.

 Jangan pernah berpikir kamu bukan siapa - siapa di dunia ini, karena bagi seseorang kamu adalah dunianya. Selalu optimis.

 Hidup ini #simple, jika kamu ingin hidup bahagia, mulailah meninggalkan segala sesuatu yang membuatmu tak bahagia.

 Jangan berkecil hati jika seseorang menghinamu. Kadang kesukaan dan kekaguman terbesar datang dalam bentuk hinaan dan cemoohan.

 Stop negativ thinking. Jauhkan pikiran ini dari diri anda, karena akan membuat anda menyesal di kemudian hari.

 Ketika luka tak mampu buatmu berkata, sebuah pelukan akan buatmu temukan tawa. Karena pelukan mampu berkata tanpa perlu bicara.

 Terkadang, cara terbaik tuk tetap dekat dengan dia yang kamu cintai adalah dengan hanya menjadi teman bagi dirinya.

 Tak ada yang salah dengan cemburu, karena kamu takut kehilangan. Tapi jangan berlebihan atau kamu pasti akan kehilangan.

 Sesuatu yang sulit ketika kamu merasa hidup ini tak adil. Namun, bukan berarti kamu harus berhenti peduli.

 Ketika kamu bertahan dalam kondisi terburuk, kita bisa melihat harapan bahkan saat mata kita tak bisa melihat.

 Jika kamu melakukan hal yang sama setiap hari, kamu akan selalu dapatkan hasil yang sama. Ingin berbeda? Ubah tindakanmu...

 Lebih baik terlihat jelek. Tapi menjadi diri sendiri daripada terlihat indah dengan topeng di wajahmu.

 Ada hal yang selalu berubah dalam cinta, yaitu rasa. Ada hal yang tak boleh berubah dalam cinta. Yaitu percaya.

 Mungkin tak sempurna dimatamu. Tapi, mungkin kamu tak akan pernah menemukan seseorang yang mencintaimu sesempurna aku.



Minggu, 17 Mei 2015

Kisah Nyata - Rasa Yang Salah Tapi Selamanya Akan Hidup

Sebut saja namaku Ari, saat ini aku sudah memiliki seorang istri dan tiga orang anak. Kisah yang ingin saya bagikan disini bukan tentang rumah tangga yang sedang aku jalani saat ini bersama istriku. Tapi, tentang sebuah rasa yang telah aku pendam selama aku masih duduk di kelas 2 SMP.

Aku bersekolah di SLTP 2 di kecamatan tempat aku tinggal. Aku termasuk sebagai seorang murid yang bandel disekolah, pernah suatu ketika aku kepergok oleh guru olahraga. Waktu itu saya dan teman - teman sedang ada jam olahraga. Namun, karena bisikan dan pengaruh teman - teman sekelasku yang bandelnya sama denganku, akhirnya kami memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran yang menyuruh kami main voli di lapangan sekolah.

Aku dan kelima temanku tidak keluar kelapangan, kami malah asyik ngerokok di dalam kelas. Entah karena ada yang melaporkan atau apa. Guru olahraga kami masuk kedalam kelas dan memergoki kami berenam lagi asyik mengisap rokok.

Akibat perbuatan itu. Aku dan teman - temanku akhirnya di hukum. Orangtua kami pun di panggil kesekolah. Aku yang tidak tahan menanggung malu akhirnya memutuskan untuk pindah atau berhenti sekolah. Karena nilai Matematikaku lumayan bagus, guru matematikaku tidak terima jika aku harus berhenti/pindah dari sekolah itu. Dia malah menggratiskan dan menanggung semua kebutuhan yang di perlukan selama aku bersekolah di situ. Namun, karena aku anaknya bandel dan masih punya rasa malu, aku tetap memutuskan untuk mengambil surat pindah.

Sampai saat ini aku masih mengingat raut wajah guru matematikaku saat terakhir kali aku menginjakkan kakiku di sekolah itu, aku melihat begitu banyak airmata yang keluar dari matanya. Mengapa tidak, dia harus kehilangan seorang murid yang selama ini telah membantu dan meringankan sedikit pekerjaannya. Karena jika beliau sedang sibuk atau ada keperluan lain, dia bisa mengandalkanku untuk menjelaskan kepada teman - temanku.

Saat aku mendaftarkan diri untuk bersekolah di SMPN1 aku mengalami sedikit halangan, karena ternyata di setiap sekolah mempunyai peraturan, bahwa tidak boleh menerima Murid pindahan dari SMP Negri satu kecamatan. Namun, karena melihat dan nilai dan prestasi yang aku miliki, akhirnya Bapak kepala sekolah SMPN1 akhirnya menerima kehadiranku di sekolah itu, berkat sedikit bantuan dari tanteku yang menjabat sebagai salah satu guru di sekolah itu. Disinilah berawalnya timbul Rasa Cinta yang seharusnya tidak ada dan tidak boleh ada ini.

Sudah satu minggu aku berada di sekolah baruku. Karena aku anaknya sedikit gaul dan gampang berteman, aku memiiliki banyak kenalan dan teman - teman baru di sekolah itu. Salah satunya Wahyu. Wahyu adalah seorang pria yang baik dan ganteng. Wahyu adalah seorang anak yatin. Orang tuanya meninggal di saat beliau duduk di kelas 5 SD.

Selain di sekolah, aku dan Wahyu juga banyak menghabiskan waktu kami bermain di rumahnya. Terkadang kami membuat suatu rumah - rumahan kecil di halaman belakang rumahnya dengan mengumpulkan kardus - kardus bekas. Jika rumah - rumahan kami sudah selesai kami buat, kami pun berjalan mengelilingi halaman belakang rumah - rumah tetangga untuk mencari buah - buahan yang sudah mateng/setengah mateng dan membawanya ke rumah buatan kami.

Entah karna apa, aku merasakan ada hal lain yang bersarang di hatiku, aku sering membayangkan bercinta dengan Wahyu, terkadang aku membayangkan aku di posisi cewek dan terkadang aku juga membayangkan jika aku berada di posisi cowok.

Pernah suatu hari, saat itu Ibunya Wahyu sedang pergi keluar kota dan saudaranya pergi bermain ke rumah kakeknya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Aku dan Wahyu hanya tinggal berdua di rumah itu. Capek/bosan bermain rumah - rumahan akhirnya Wahyu mengajakku untuk beristrahat di dalam kamarnya. Entah mungkin karna dia ngin mengetesku atau memang dia ingin melakukan hubungan yang tak lazim, Wahyu membuka seluruh pakaiannya di hadapanku dan memperlihatkan bekas sabetan Celurit yang mengakibatkan beberapa bagian bekas jahitan di bagian bokong yang terlihat seperti sebuah garis bekas dan aku yakin sampai saat ini bekas itu masih ada.

Melihat Wahyu melepaskan seluruh pakaiannya, sebenarnya aku ingin sekali meraih itunya. Namun karena aku tidak ngin Wahyu membenciku dan memutuskan hubungan persahabatan kami. Aku urungkan niatku dan nafsuku untuk berkencan dengannya.

Aku pun mengalihkan semua dengan cara bertanya dan memegang bekas goresan itu. "Bekas apa ini, Yu?" tanyaku

"Panjang ceritanya, yang jelas bekas luka ini adalah perbuatan abangku si, D" jawabnya.

Waktu itu lama sekali Wahyu tidak memakai pakaiannya dan melihat bodynya yang lumayan bagus lewat pantulan cermin. Aku ingin, namun aku tidak mau dia marah dan tahu jika ada bibit Gay di dalam tubuhku kemudian menjauhiku. Aku terus - terusan menatap bodynya hingga tak aku sadari, pakaian dalamku telah basah.

Semenjak kejadian itu, besoknya aku dan Wahyu sedikit agak merenggang dan dia menjauhiku. Bahkan kami pun tidak pernah lagi bermain di halaman belakang rumahnya untuk bermain rumah - rumahan. "Apa salahku? Kenapa Wahyu berubah?" tanyaku dalam hatiku. "Apa semalam Wahyu memang sengaja ingin memancingku untuk bercinta dengannya? Ah gak mungkin, seorang pria tampan, putih dan banyak di gemari oleh cewek - cewek di sekolah itu Gay"

Jujur aku sangat mencintai Wahyu, sampai saat sekarang ini. Walau pun aku sudah memiliki tiga orang momongan, tapi aku selalu saja memikirkannya, aku selalu memikirkan kalau aku sedang bercinta dan hidup bersamanya. Bahkan jika aku sedang bercinta dengan istriku, aku sering teringat akan bercinta dengannya Wahyu dan itu membuatku semakin bergairah dalam menyentuh istriku. Tapi ada dayaku... Aku tidak pernah berani untuk mengungkapkan rasa cintaku ini, karena aku tahu rasa ini salah dan aku membiarkan jiwaku terpuruk dalam bayangan semu yang tak mungkin bisa untuk aku mengabulkan semua keinginan hati ini. Aku hanya bisa berharap, jika memang manusia setelah mati akan di lahirkan kembali, aku berharap salah satu diantara kami di lahirkan sebagai seorang wanita dan di persatukan dalam ikatan cinta.

Terima kasih karena sudah mau mengshare dan mempublikasikan ceritaku ini... Walau aku dan Wahyu tidak bisa bersatu, tapi aku masih berharap semoga suatu saat nanti dia tahu tentang perasaan yang salah dan tidak seharusnya ada ini...

Jumat, 15 Mei 2015

Waspada Jenis Penipuan Terbaru Melalui SosMed (Sosial Media)

SosMed (Sosial Media) saat ini adalah salah satu ajang favorit yang di gunakan oleh banyak orang untuk mengusir rasa boring dan suntuk. Sosmed juga banyak di gunakan banyak orang untuk mencari teman baru, agar bisa berkomunikasi dengan baik walau pun dengan jarak yang sangat jauh.

Tidak sedikit juga, orang - orang menggunakan sosial media sebagai tempat untuk mencari pacar/jodoh. Namun, kita harus pula berhati - hati dalam mencari jodoh/pacar di sosial media. Selain terdapat banyak akun faker's juga banyak terdapat para penipu yang memanfaatkan wajah ganteng/cantiknya untuk memperdaya mangsanya.

Seperti pengalaman yang di alami oleh teman kita yang berinisial (A S), sekitar satu minggu yang lalu, beliau janjian bertemu dengan kenalannya/pacar dunia mayanya, yang di kenalnya melalui salah satu sosial media sekitar dua minggu yang lalu.

Akhir kata mereka janjian dan bertemu di salah satu hotel yang berada di jakarta. Namun, naas ketika si (A S) sholat Ashar, Pacar yang baru saja di kenalnya sebagai seorang pengusaha sukses. Lari membawa kabur barang - barang berharganya. Akibat kejadiian itu (A S) mengalami kerugian sekitar 12 jt rupiah.

(L A) seorang wanita berusia sekitar 23 tahun ini tadi sore mengalami hal yang sama seperti yang di alami oleh (A S), Dia berkenalan dengan seorang pria yang mengaku sebagai pengusaha sukses dan memiliki wajah yang lumayan ganteng. Mereka janjian untuk ketemuan di salah satu Hotel, dan pada saat si korban lengah, si pelaku menguras habis harta benda yang di miliki oleh korban. Kerugian yang di alami oleh (L A) hanya berkisar kurang lebih 5 jt rupiah.

Menurut (L A) awalnya beliau curiga, ketika si Pelaku (M N) mencopot sebuah kalung emas yang berada di lehernya dan bertanya. "Ini emas asli?"

"Iya, ini emas murni 24 karat." Jawab (L A)

"Beli dimana?" tanya si pelaku lagi

"Di toko emas langganan saya"

Kemudian si pelaku mengembalikan kalung tersebut, namun tidak langsung di pasangnya. dia malah menarunya di meja yang berada di kamar Hotel. Karena, si pelaku ini ingin memotretnya dengan alasan ingin membuat kalung seperti itu, namun yang lebih gede lagi.

Saat (L A) keluar mencari makanan, si pelaku langsung kabur dengan membawa tas dan semua isinya, di dalam tas itu ada sebuah handphone dan alat kosmetik dan sebuah kalung emas.

Saran saya buat para Wanita/perempuan. Pintar - pintarlah dalam menanggapi kenalan baru. Terlebih itu hanya sebatas teman dari dunia maya. Ada baiknya jika ingin bertemu/copy darat jangan di sebuah hotel atau penginapan. Ada baiknya jika di rumah anda atau di tempat umum yang banyak terdapat kenalan anda. Antisipasi hal - hal yang tidak di inginkan.


Rabu, 13 Mei 2015

Kisah Nyata - Surat Usang

Aku sangat membencinya. Benar - benar benci. Laki - laki paruh baya itu, yang seharusnya amat ku cintai dan satu - satu orang yang ku miliki setelah kepergian ibuku, malah ku benci mati - matian.

Aku selalu pulang larut malam. Bagiku berada di rumah itu bagakan di neraka. Hanya ada satu alasan, karena di rumah ada orang itu, dan setiap kali ia memergokiku pulang larut malam, ia langsung memarahiku habis - habisan. Ucapannya yang panjang lebar itu sia - sia, buang - buang tenaga saja. Karena, aku tidak pernah sekali pun menghiraukan apa yang telah ia ucapkan, malahan aku menutup rapat kupingku, seolah - olah tak ada orang yang berbicara kepadaku.

Entah setan apa yang telah merasuki diriku sehingga aku begitu membencinya. Dia adalah Ayahku, Ayah kandungku sendiri. Akan tetapi, apa pantas aku memanggilnya Ayah? Dulu dia telah membuangku dan Ibuku, sementara itu dia menikah lagi dengan seorang perempuan yang jauh lebih muda dan lebih cantik dari ibuku. Kemudian tiba - tiba ia datang kembali ke dalam kehidupan kami setelah wanita itu pergi meninggalkannya. Apa pantas Laki - laki yang tidak bertanggung jawab ini aku panggil Ayah? Kemana saja dia selama ini?

Aku dan ibuku, bersusah payah bertarung di jalanan untuk bertahan hidup, tanpa sepeser pun uang. Jika kami mendapat sebungkus nasi kami sangat bersyukur.Ayah macam apa yang begitu tega membiarkan anak dan istrinya hidup di jalanan yang penuh dengan mobil - mobil yang berseliweran, sementara dirinya enak - enakan duduk manis, enak - enakan bersantai ria di rumah bersama wanita yang tidak tahu diri itu tanpa sedikit pun memikirkan keadaanku dan ibuku. Ku tanyakan sekali lagi, apa pantas dia ku panggil Ayah?

Pada akhirnya di suatu malam, emosiku pun memuncak. Waktu itu aku mencoba untuk melunakkan sedikit hatiku untuk makan malam bersamanya. Kami pun berbincang - bincang soal masa depanku, karena tidak lama lagi aku akan lulus dari SMA dan akan melanjutkan ke sebuah perguruan tinggi. Dia memaksaku untuk mengambil jurusan Ekonomii manajemen dengan alasan untuk meneruskan bisnisnya. Tapi, sedari kecil aku memiliki cita - cita untuk menjadi seorang seniman.

Aku pun menolak idenya itu dan mengatakan pendapatku untuk mengambil jurusan Kesenian. Tapi apa yang terjadi? Dia memarahiku habis - habisan, menghina impianku, mencaci maki impian yang sedari kecil aku impikan. Dia malah mengatakan kalau aku benar - benar sinting dan bodoh masuk ke Fakultas Kesenian.

Ku katakan kepadanya. "Aku sudah besar, aku bisa menetukan kehidupanku sendiri. Ini hidupku, hakku sendiri untuk menentukan kemana aku akan melangkah selanjutnya. Aku bukan robot yang bisa kau perintah kesana kemari.

Mendengar jawabanku yang kukuh dengan pendirianku, dia malah mengancam kalau dia tidak akan membiayai kuliahku. Namun, tantangannya yang ia berikan aku balas dengan Broken Home.

Hidupku kembali seperti dulu lagi, berjuang sendirian. Berjuang sendiri demi untuk mendapatkan kehidupan. Aku bebas. Bebas menggapai semua impianku yang sedari dulu ingin ku gapai.

Sampai akhirnya Dua tahun berlalu. Tiba - tiba, ia datang mengetuk pintu kamar kostku. Namun, penampilan lelaki ini berubah drastis dari Dua tahun yang lalu. Matanya begitu cekung. Mungkin karena kurang tidur. Badannya begitu kurus dan terlihat mulai keriput. Kemana wajah yang angkuh dan sombong yang biasa ia tampilkan itu? Hanya expresi sendu yang dapat ku lihat dari wajahnya saat itu. Akan tetapi, rasa kesal dan amarahku masih sangat besar pada saat itu. Ketika melihatnya, aku langsung mengusirnya dari rumahku. Namun, sikap keras kepalanya sama sekali tidak berubah. Ia tetap berdiri disana, tak bergeming sedikitpun dari tempat itu. Rasa kesalku bertambah, ku dorong badannya menjauhi pintu, kemudian aku pergi menjauh. Ya, Tuhan. Betapa keras kepala ayahku ini. Dengan fisik rentanya ia masih mencoba mengejarku. Dan aku pun terpaksa mempercepat langkahku, berlari menyebrangi jalan raya yang tepat berada di depan kamar kost ku.

Yang aku tahu, saat itu sebuah mobil box sedang melaju kencang ke arahku. Saat aku menyadari hal itu, aku hanya pasrah dan tiba - tiba semuanya menjadi gelap.

Saat aku membuka mata, aku mengira bahwa diriku tengah terbang ke alam lain sana, tetapi tidak. Kenyataannya aku masih terduduk di pinggir trotoar, sementara itu. Warga semakin ramai berkerumunan di depanku. Rasa penasaranku membuatku bangkit dan melihat apa yang telah terjadi.

Di dalam pandanganku, aku melihat laki - laki itu terkapar bersimbah darah. Tak terasa air mataku menggenang, bahuku mulai mengguncang keras. Entah mengapa seketika tangiisku mengalir deras tanpa bisa di tahan. Rasa takut akan kehilangan menjalari seluruh tubuhku. Untuk pertama kalinya, aku menyadari kalau aku menyayangi Ayahku.

Secepatnya aku membawanya ke rumah sakit. Namun, karena pendarahan di otaknya yang begitu parah, akibat kecelakaan itu, yang telah menyelamatkan nyawaku. Dia tak tertolong, nyawanya tak bisa di selamatkan.

Sebagai anak satu - satunya, tentu saja hanya aku yang bisa meneruskan usaha ayahku ini. Dua hari setelah kematian ayahku, aku langsung pergi ke kantor, untuk mengurus semua keperluan yang di butuhkan untuk menggantikan ayahku di perusahaannya. Aku masuk ke dalam ruangan ayahku untuk membereskan barang - barang peninggalannya. Dan aku melihat sebuah surat usang yang menarik perhatianku dari dalam laci mejanya. Ku buka dan ku baca perlahan. Nafasku tertahan membaca setiap kalimat dalam surat itu...

".... Anakku tersayang, Ardi. Dimana kamu sekarang? Ayah kangen sama kamu. Apa kamu masih ingat ayah? Pasti kamu sudah besar sekarang. Maafin ayah, Nak. Maafin ayah. Ayah pergi meninggalkanmu dan ibumu. Ayah menterlantarkanmu. Maafin ayah. Ayah nggak biisa menemanimu tumbuh dewasa. Ayah nggak pernah memberimu semangat saat kamu bertanding bola sama teman - temanmu. Ayah juga nggak pernah menemanimu bermaiin, Ayah nggak pernah melakukan apa yang di lakukan oleh seorang ayah kepada anaknya. Ayah minta maaf, Nak. Ayah benar - benar minta maaf. Meninggalkanmu dan ibumu adalah kesalahan terbesar yang pernah ayah lakukan..."

Bercak tetes air mata ayah masih tercetak di kertas itu, yang membuatku menyadari kesalahan terbesarku. Membenci Ayah, seseorang yang dulu sangat kurindukan kehadirannya. Kunantikan kasih sayang serta pelukannya. Kini semua telah terlambat. Aku benar - benar terlambat menyadarinya, bahwa sebenarnya aku sayang ayahku, bahwa sebenarnya aku butuh kasih perhatian dan kasih sayangnya seperti anak - anak lainnya. Lantas aku mengutuki diriku. Tuhan, mengapa penyesalan selalu datang terlambat?

Kisah Nyata Ini Di Kirim Oleh Ardi Andarsyah melalui BBM.


Selasa, 12 Mei 2015

Kata - Kata Yang Sering Di Ucapkan Perempuan Ketika Marahan Dengan Pacar Beserta Artinya

Dalam dunia percintaan dan persahabatan, Seorang wanita sering kali atau dominan mengucapkan kata - kata yang lembut dan sopan. Namun, perlu anda ketahui. Di balik kata - kata yang sering kali di ucapkan seorang wanita itu juga mengandung seribu arti/makna yang wajib di ketahui para pria agar bisa bersikap lebih etis dan memahami wanit.

1.Ok, Fine.

Seorang Wanita/Perempuan sering kali menyebutkan kata ini jika mereka menganggap diri mereka betul dan ingin mengakhiri pertengkaran. Kita sebagai seorang Pria/lelaki cukup diam dan jangan mengeluarkan suara jika ingin meredakan pertengkaran dan hubungan yang langgeng.

2.Tidak ada apa - apa

Di balik kata - kata ini, seorang Wanita/Perempuan sedang mencoba untuk tenang dan menyembunyikan sesuatu. Mereka menyimpan perasaan marah dalam hati. Karena, mereka tidak ingin memancing pertengkaran.

3.Pergilah lakukan !!! Tadi katanya mau betul

Ini adalah amarah bukan kebenaran. Wanita sebenarnya tidak memberi kebenaran akan tetapi ingin menduga lelaki. Jadi, jangan di lakukan.

4.Tak apalah

Jika seorang Perempuan berkata demikian. Mereka bermaksud untuk berpikir dalam - dalam tentang bagaimana dan bagaimana anda menerima akibat dari kesilapan yang anda perbuat.

5.Terserah atau dalam bahasa inggrisnya Whatever

Ini adalah cara yang paling sopan bagi seorang wanita mengatakan kata F**k you!!! Jadi, awas jangan sampai kita sebagai seorang pria/lelaki mendapatkan kata - kata ini dari pasangan kita.

6.Jangan cemas, saya sudah tahu apa yang harus saya lakukan.

Wanita berkata demikian karena mereka sudah bosan karena sudah berkali - kali menyuruh lelaki untuk melakukan sesuatu hal akan tetapi mereka yang melakukannya sendiri.

7.Terima kasih

Seorang wanita jika mengatakan terima kasih, itu tidak jadi persoalan dan tidak ada salahnya jika kita menjawab, "Sama - sama" Namun jika seorang wanita mengatakan Terima kasih banyak - banyak ya... Itu adalah sebuah ungkapan terima kasih namun mengandung sindiran, Jangan di jawab "sama - sama" cukup tersenyum dan pasang muka manis anda.

8.Mengeluh

Ini sebenarnya satu tndakan. Wanita akan bertindak begini jika mereka merasakan tidak ada guna menghabiskan waktu untuk bertengkar karena perkara yang tidak begitu pentingbaginya.

Itulah sedikit hal - hal dan perkataan yang sering sekali di ucapkan oleh wanita jika sedang berada di dalam keadaan atau kondisi yang tegang. Apa kata wanita? Betul tidaknya hanya merekalah yang bisa memastikannya.



Senin, 11 Mei 2015

Kisah Nyata - Keajaiban Cinta

Kisah berikut ini adalah sebuah kisah seorang gadis bernama Yo Yi Mei yang memiliki cinta terpendam terhadap teman dekatnya semasa di sekolah. Namun, ia tidak memiliki keberanian untuk menyatakan cintanya. Ia hanya memendam cintanya di dalam hati dan berharap temannya itu peka dan mengetahui isi hatinya. Tapi sayang temannya itu tidak pernah mengetahui dan hanya menganggapnya sebagai teman biasa saja, tidak lebih.

Pada suatu hari, Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya itu akan segera menikah, seketika hatinya menjadi sesak, tapi ia tetap tersenyum. "Aku berharap kau bahagia." sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat untuk hidup, akan tetapi dia selalu mendo'akan agar sahabatnya itu bahagia.

Tanggal 12 Juli 1994 sahabatnya memberikan sebuah contoh undangan pernikahan yang akan segera di cetak kepada Yi Mei, ia berharap Yi Mei akan datang. Seketiika sahabat melihat perubahan fiisik yang begitu drastis kepada Yi Mei, Yi Mei menjadi sangat kurus, kemudian sahabat itu bertanya. "Apa yang terjadi denganmu? Kau ada masalah apa?"

Mendengar pertanyaan sahabatnya yu Yi Mei pun tersenyum semanis mungkin kemudian menjawab pertanyaan sahabatnya tadi. "Kau salah lihat, aku tak punya masalah apapun. Wah, contoh undangannya bagus, tapi aku lebih suka jika warnanya merah muda, lebih lembut."

Sahabat membalas senyuman Yi Mei "O, ya.... Hmmm, aku akan menggantinya, terima kasih atas sarannya Mei. Aku harus pergi untuk menemui calon istriku, hari ini aku dan dia ada rencana untuk melihat - lihat perabot rumah..."

Yi Mei tersenyum kemudian melambaikan tangan. Di dalam hatinya merasa sakit.

Tanggal 18 Juli 1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, ia mengalami koma. Yi Mei mengidap suatu penyakit kanker darah stadium akhir. Kecil harapan bagi Yi Mei untuk hidup, semua organ tubuhnya sudah mati, hanya indra pendengaran dan otaknya saja yang masih berfungsi.

Sahabatnya setiap hari datang menjenguknya, menunggunya bahkan ia rela menunda pernikahannya. Karena, baginya Yi Mei adalah tamu penting di hari pernikahannya.

Tanggal 10 Desember 1994 semua keluarga setuju besok pada tanggal 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah mengikhlaskan, hanya sahabat Yi Mei yang memohon agar dia di berikan kesempatan berbicara untuk yang terakhir kalinya.

Sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersamanya, ia kemudian mendekat dan berbisik ke telinga Yi Mei. "Mei, apa kau ingat ketika kita mencari belalang,menangkap kupu - kupu...??? Kau tahu, aku tidak pernah melupakan hal itu dan apa kau ingat sewaktu kita di sekolah, Kita berdua di hukum bersama  gara - gara kita datang terlambat, kita berlangganan dengan hukuman ya..." kata sahabat yang terdiam sejenak menarik nafas yang dalam, kemudian melanjutkan kembali ucapannya. "Apa kau juga ingat waktu aku mengejekmu, kau terjatuh di lumpur sewaktu kau ikut lomba lari, kau marah kau marah dan kau dorong aku hingga aku pun ikut kotor...? Apa kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu...? Aku tidak pernah melupakan hal itu...!!!"

"Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku suka sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini...?" Tanpa sadar air mata sahabat Yi Mei jatuh membasahi pipi Yi Mei.

"Mei... Kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa? Karena aku sangat mencintaimu dan aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku."

"Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup, Mei. Tolonglah dengarkan aku, Mei. Bangunlah...!!!" sahabatnya menangis, ia menggenggam kuat tangan Yi Mei "Aku selalu berdo'a Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya. Kau tahu? aku puasa agar do'aku semakin di dengar Tuhan."

"Mei, aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat... Kau sudah tidak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu... Aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi di bayang bayangi diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei..."

"Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku, aku tak perduli... Tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai seorang sahabat."

Sahabat Yi Mei mengecup pelan dahi Yi Mei, ia berbisik. "Aku sayang kamu, aku mencintaimu." suaranya terdengar parau karena habis menangis.

Dan apa yang terjadi? It's amazing !!! "CINTA" bisa menyembuhkan segalanya.

Tujuh jam setelah sahabat berbicara dengan Yi Mei, Dokter menemukan tanda - tanda kehidupan dari dalam tubuh Yi Mei, jari tangannya Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru - parunya, organ tubuhnya bekerja. Sungguh sebuah keajaiban !!! Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah mkjizat lagi... masa komanya lewat... Pada Tanggal 11 Desember 1994

Tanggal 14 Desember 1994 saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi.

"Aku senang kau bisa bangun, kau sahabat terbaikku" sahabat memeluk Yi Mei dengan erat.

Yi Mei tersenyum "Kau yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku, tahukah kah kau, aku selalu mendengar kata - kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup. Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu." Lei dan Yi Mei berpelukan.

"Aku juga sangat mencintaimu"

Tanggal 17 Februari Yi Mei dan Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki satu orang anak laki - laki yang telah berusia 17 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.



Minggu, 10 Mei 2015

Kisah Nyata - Cinta Sejatiku Akan Hidup Selamanya Di Hatiku

Kisah ini bermula sejak aku berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Vina, dan inilah kisah cintaku yang amat tragis yang tidak bisa aku lupakan seumur hidupku.

Aku melirik jarum jam yang berada di tanganku, Waktu sudah menunjukkan tepat pukul 07:30 pagi, saat aku mulai memasuki gerbang sekolahku. Dengan sangat tergesa - gesa aku mulai berjalan menuju kelasku. Karena, bel sekolah sudah berbunyi. Saat aku menabrak seorang gadis yang kebetulan juga datang terlambat.

"Maaf - maaf, aku tiidak sengaja." kataku sambil membantunya memungut bukunya yang jatuh karna aku tabrak.

"Iya, gak apa - apa. Lain kali hati - hati ya." kata gadis itu dengan ramah.

"Iya, Maaf... kamu anak kelas mana? Kenapa bisa terlambat?" tanyaku

"Aku anak kelas Tiga Jurusan Informatika. Iya, ni. Aku terlambat karena tadi angkotnya mogok. Kamu sendiri anak kelas mana? kenapa terlambat juga?" gadis itu balik nanya

"Aku anak kelas Tiga jurusan konstruksi bangunan. Hehe, biasalah, namanya juga cowok." jawabku.

"Oh, kalau gitu kita bersebelahan kelas dong." kata gadis itu.

"Iya, kalau gitu mending kita jalan bareng aja yuk." kataku kepadanya.

"Ok, deh." jawab gadis itu sambil tersenyum.

Kemudian kami pun berjalan bersama menuju kelas kami masing - masing.

Tepat pada pukul 09:45 bel istirahat berbunyi. Aku pun langsung menuju kantin dan aku pun kembali bertemu gadis ituyang kebetulan akan ke kantin juga..

"Eh, ketemu lagi. Mau kemana nih?" tanyaku kepada gadis itu.

"Iya, nih. Aku mau ke kantin." jawab gadis itu.

"Sama, dong. Aku juga sedang menuju kantin. Oh, iya. Kita kan belum kenalan, nama kamu siapa?" tanyaku kepadanya.

"Namaku Vina, nama kamu?" gadis bernama Vina balik bertanya.

"Namaku, Ardin." jawabku sambil berjabatan tangan dengan Vina. "Trus alamat rumah kamu dimana?" tanyaku kepadanya.

"Rumahku di Jl.Gajah Mada 47" jawabnya.

"Oh, kalau gitu sama dong, aku juga tinggal di Jl. Gajah Mada 70" kataku.

Itulah awal pertemuanku dan perkenalanku dengan Vina. Kami pun akhirnya berteman dan saling bertukaran nomor hp. Setiap hari kami selalu berangkat ke sekolah bersama - sama. Sampai - sampai teman - teman kami di sekolah mengira kalau kami pacaran, karena kami selalu terlihat bersama.

Seiring berjalannya waktu, tak terasa sudah 5 bulan aku dan Vina berteman. Di karenakan aku dan Vina sering jalan bareng dan sering smsan, akhirnya aku pun mulai merasa jatuh cinta padanya. Tapi, aku masih takut untuk mengutarakan perasaan cintaku kepadanya.

Hingga pada suatu hari, aku pun berusaha untuk mengutarakan rasa cintaku padanya. Aku pun berniat untuk menyatakan rasa cintaku ke Vina pada saat jam istirahat sekolah.

"Vina,,, Saat istirahat nanti aku tunggu kamu di taman sekolah ya." kataku kepadanya.

"Ada apa? kok tiba - tiba kamu ngajak aku ke taman sekolah?" tanya Vina padaku

"Ada, deh. Pokoknya kamu datang aja kesana." kataku

Tepat bel istirahat, aku pun langsung menuju taman sekolah dan duduk di kursi taman. Lima menit kemudian, Vina datang menemuiku di taman.

"Ada apa sih, Ardi. Kok ngajak kesini." tanya Vina yang kemudian duduk pas di sampingku.

"Ada satu hal yang ingin aku omongin ke kamu." jawabku.

"Apa itu, Ardin." tanyanya

"Tapi kamu janji jangan marah, ya. Kalau aku omongin hal itu..." kataku padanya

"Iya, Janji. Aku gak akan marah kok." jawabnya.

"Aku..." kataku sambil malu - malu dan sedikit gugup.

"Aku... Jatuh cinta ke kamu. Mau gak kamu jadi pacar aku?"

Mendengar ucapanku Vina terdiam. "Kenapa, Vina. Kok diam? Kamu marah ya ke aku? Maaf ya..." tanyaku ke Vina

"Tidak, aku tidak marah. Cuma aku bingung aja mau jawab kata - katamu tadi." kata Vina.

"Memangnya kamu mau jawab apa?" tanyaku.

"Hmmm... Aku malu untuk menjawabnya, Ardin." jawab Vina

"Jawab aja, Vina. Gpp kok." kataku padanya.

"Sebenarnya aku jatuh cinta padamu sejak satu bulan lalu, tapi aku takut kamu akan marah kalau aku bilang ke kamu." jawab Vina

"Ouw,,, terus bagaimana? kamu mau kan jadi pacar aku?

"Aku mau jadi pacar kamu, Ardin." jawab Vina sambil tersenyum

"Alhamdulillah, Makasih ya, Vina." jawabku senang banget dengar jawaban Vina.

Sejak saat itu kami pun resmi pacaran. Kebersamaan kami menjadi semakin dekat dan hari demi hari kami lalui penuh dengan kebahagiaan. Bahkan saat menjalani UAN, aku jadi mempunyai semangat karena telah memiliki kekasih dan Vina juga merasakan seperti yang aku rasakan. Akhirnya kami pun lulus bersama dengan hasil yang memuaskan.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, kami jalani dengan bahagia dan selalu bersabar jika kami menghadapi suatu masalah pada hubungan kami.

Tidak terasa sudah hampir setahun aku berpacaran dengan Vina. Hingga pada suatu hari, Vina kuajak jalan - jalan pagi ke taman kota untuk dan setelah itu kami duduk di kursi taman.

"Beibz, aku boleh tanya gak?" Vina membuka obrolan.

"Boleh dong, Memangnya kamu mau nanya apa beibz?" jawabku

"Selama kita pacaran, kamu merasa ada yang aneh gak di diriku?" tanya Vina ke aku.

"Hmmm... Gak ada yang aneh kok. Cuma aku merasa kalau akhir - akhir ini kamu sering sakit dan wajah kamu pucat."

"Oh, itu mungkin karena aku kecapean aja. Ya syukur kalau memang kamu tidak merasa ada yang aneh pada diriku." kata Vina dengan pandangan menerawang jauh. "Eh, sudah jam 08:00 nih. Kita pulang yuk." ajak Vina

"Iya, ayo."

Kemudian aku dan vina pun pulang, setelah mengantar Vina kerumahnya, aku pun langsung berpamitan ke orang tua Vina. Di tengah perjalanan pulang, aku terus memikirkan tentang perkataan Vina di taman tadi, tidak mungkin dia tiba - tiba berubah hanya karena kecapean saja.

Dua hari kemudian, aku mendapat telepon dari ayahnya Vina.

"Halo, ini nak, Ardin?"

"Iya, saya Ardin. Ada apa pak?"

"Nak, Ardin. Cepat kesini sekarang ya nak, Vina sakit. Dia muntah darah dan mimisan." kata ayah Vina.

"Ha... Kok bisa gitu pak? Memangnya Vina habis ngapain?" tanyaku.

"Bapak gak tahu, Nak. mendingan kamu kesini sekarang."

"Iya, pak. Sekarang saya akan ke sana." aku langsung menutup pembicaraan itu dan bergegas ke rumah Vina.

"Kamu kenapa, Beibz?"

"Aku juga tidak tahu, Beibz. Pagi tadi aku merasa pusing banget. Terus aku muntah darah dan mimisan."

Kemudian aku bertanya kepada ayah Vina yang berada di sampingku dan sampingnya Vina. "Vina sudah di bawa ke dokter, Om?"

"Sudah, Nak. Tapi kata dokter Vina tidak apa - apa, tidak ada penyakit yang serius di tubuhnya."

"Wah, ini bukan penyakit biasa pak. Mendingan sekarang kita bawa Vina ke kyai, kebetulan saudaraku punya kenalan seorang kyai." pintaku ke ayah Vina

"Iya, Nak. Ayo kita bawa Vina sekarang."

Kemudian kami pun membawa Vina ke rumah kyai kenalan saudaraku. Sesampainya di sana, Vina langsung di Rukiyah, dan pada saat di rukiya Vina langsung berteriak teriak seperti orang yang kesakitan. Melihat kejadian itu, aku dan ayahnya Vina hanya bisa bersedih sambil memegangi kaki dan tangan vina agar tidak berontak.

Satu jam kemudian, Vina pun selesai di rukiyah dan ayah Vina bertanya kepada pak kyai.

"Pak kyai, apa yang terjadi pada anak saya? kenapa tadi dia bisa seperti itu?"

"Begini, Pak. Sepertinya ada orang yang mengirim santet kepada anak bapak."

"Terus sekarang bagaimana pak kyai. Apakah anak saya bisa di bawa pulang?"

"Bisa pak, tapi anak bapak harus rajin di bawa kesini untuk terapi rukiyah selanjutnya."

"Iya, Pak kyai. Kami akan rajiin membawa dia kesini. Terima kasih."

Kemudian kami pun membawa Vina pulang ke rumahnya. Setiap seminggu sekali Vina di bawa kerumah kyai untuk terapi rukiyah, tapi belum ada sedikit pun perubahan, dia masih sering mimisan dan muntah darah terus. Aku dan orang tua Vina sangat sedih sekali melihat keadaan Vina yang seperti itu.

Satu bulan sudah Vina menjalani terapi Rukyah, tapi hasilnya sama saja. Malah penyakitnya semakin parah. Dan tepat pada hari senin malam sekitar jam 10:00, Vina tiba - tiba kejang - kejang dan dia kesulitan untuk bernafas. Kemudian kami pun memanggil kyai yang mengobati Vina untuk datang ke rumah Vina malam itu juga. 10 menit kemudian kyai itu datang dan langsung mengobati Vina. 15 menit kemudian kyai itu pun menyuruh aku, ayah Vina, ibu serta keluarga Vina lainnya untuk berkumpul di kamar Vina.

"Sepertinya, Nak Vina sudah tidak dapat tertolong lagi, dia akan sakaratul maut. Lebih baik kita sekarang bersikap ikhlas dan membantu dia untuk mengucapkan syahadat agar sakaratul mautnya bisa lancar." kata pak kyai.

Seketika itu pun aku, ayah Vina, Ibu Vina dan keluarga yang lain langsung menangis. Dan kemudian ayah Vina menuntun Vina untuk mengucapkan syahadat, sedangkan aku, kyai, ibu Vina dan keluarga yang lainnya membaca yasin.

Tepat pukul Satu malam, Vina mengembuskan nafas terakhirnya. Innalillahiwainnalillahirojiun. Kami pun langsung menangis, terlebih terlebih aku yang paling bersedih karna harus merelakan cinta sejatiku pergi untuk selamanya.

Keesokan harinya, jenazah Vina pun lantas dimandikan, dikafani dan disholatkan. Setelah itu jenazah Vina pun di makamkan di pemakaman umum dengan diiringi isak tangis dariku, ayah dan ibu Vina, dan teman - temannya serta saudara - saudaranya.

Tujuh hari sudah Vina meninggalkanku dan keluarganya untuk selamanya. Dan aku masih tidak bisa percaya cinta sejatiku itu pergi begitu cepat. Dan tepat pada malam ke Delapan sekitar jam 12:00 saat aku sedang mengaji yasin untuk Vina, tiba - tiba aku di kejutkan oleh kedatangan Vina yang muncul tepat di depanku.

"Vina??? kkkammuuu kok datang sini?? tanyaku sambil terbata - bata

"Beibz, kamu jangan takut ya. Aku datang bukan untuk menggangumu, aku cuma ingin memberitahukan ke kamu tentang orang yang menyantetku sampai aku meninggal." kata arwah Vina

"Sssilahkan... dah" kataku.

"Aku seperti ini karena ulah seorang cowok yang bernama Hary. Dia pernah menyatakan cinta padaku, tap aku tolak. Karena aku tahu kalau dia itu anak berandal dan suka pakai ilmu hitam. Kemudian dia mengirim santet kepadaku beibz. Maafkan aku karena aku terlambat untuk memberitahu ke kamu beibz."

"Oh, tidak apa - apa,, lantas apa yang bisa aku lakukan agar kamu bisa hidup tenang di alam kamu?"

"Aku ingin kamu membantu ayahku untuk menangkap dia beibz, agar dia bisa mendapatkan hukuman yang setimpal."

"Iya, Vina. Aku akan melaksanakan amanahmu itu."

"Terima kasih sayang, jangan terus - terusan bersedih ya. Aku yakin kamu akan mendapat cinta sejati yang lebih dari aku. Jangan khawatir, aku akan selalu hidup di dalam hati kamu beibz. Sekarang aku akan pergi ke alam ku. Do'akan aku ya, agar aku bisa hidup tenang. Selamat tinggal cintaku."

"Iya, aku akan selalu mendo'akanmu sayang. Selamat tinggal. jawabku bersedih

Tidak lama kemudian, arwah Vina pun lenyap di kegelapan malam. Arwah cinta sejatiku.

Keesokan harinya, pagi - pagi sekali aku kerumah ayahnya Vina untuk memberitahukan amanah almarhum Vina. Setelah itu, aku dan ayah Vina pergi ke rumah kyai yang mengobati almarhum Vina dengan maksud meminta bantuan untuk menangkap si Hary.

Setibanya aku di rumah Hary, aku di bantu ayah Vina dan kyai langsung menangkap Hary, dan dia pun tak bisa berkutik karena ilmu hitamnya sudah di musnahkan kyai atas izin Allah. Setelah itu Hary pun langsung di serahkan kepada polisi untuk kemudian mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.

Alhamdulillah akhirnya aku pun bisa melaksanakan amanat Almarhum Vina, amanat cinta sejatiku yang akan tetap hidup di hatiku untuk selamanya.



Sabtu, 09 Mei 2015

Kisah Nyata - Surga Milik Kita

 Sudah menjadi kehendak sang pencipta memberikan cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun - tahun ia rasakan. Berikut ini adalah kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini di diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan.

 Muha adalah seorang gadis yang sangat cantik. Sebagaimana yang telah saya katakan tadi, sejak kecil dia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak di usia kanak - kanak ia ingin bahagia, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung, sebagaimana anak - anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak untuk merasakannya?

 Semenjak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain. Walau pun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat - obatan.

 Muha tumbuh dan menjadi seorang gadis yang sangat cantik seiring dengan penyaktnya yang di deritanya. Kecantikannya tidak membuat ia menjadi seorang remaja yang sombong, angkuh, melainkan membuatnya menjadi seorang remaja yang memiliki akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam keadaan sakit, ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis. Walau terkadang penyakit kronisnya kambu yang memaksanya untuk terbaring di tempat tidur untuk beberapa hari.

 Seirng berjalannya waktu, atas kehendak Allah. Seorang pemuda datang melamar, meskipun pemuda itu sudah mendengar akan penyakit kronis yang di deritanya itu. Namun, semua sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama, dan akhlaknya. Kecuali kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa? Bukankah ia berhak untuk menikah, melahirkan anak - anak yang akan mengisi dan menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain?

 Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatan di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih dari dukungan moril yang di berikan.

 Hari berganti dengan sangat cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha apabila melihat gaun tersebut. Pastilah hatinya akan berkepak bagaikan burung yang merpati yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia merasa akan ada ketenangan jiwa, dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupannya.

 Apabila gaun indah itu di pakai oleh Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan dirinya semakin elok, anggun dan menawan.

 Walau gaun tersebut terlihat indah, namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu, gaun itu masih berada di tempat si penjahit. Sang calon bermaksud untuk mengambil gaun itu besok. Si penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi. Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu dia tidak tidur. Kegembiraan yang ia rasakan membuat matanya tak terpejamkan.Yaitu saat malam pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya.

 Si pemuda menelpon calon pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan untuk lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ketempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi, terdorong oleh rasa bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan suatu peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demkian juga halnya dengan Muha.

 Karena meluncur denga kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali - kal.Setelah itu, mobil ambulan datang dan melarikannya kerumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat.

 Akhirnya penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak wanita tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya untuk memberitahu si pemuda, bahwa sakit Muha tiba - tiba kambuh dan sekarang sedang di larikan di rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut masih memberi belas kasih padanya, tidak ingin Muha merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar - benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek.

 Beberapa menit kemudian datang berita kematian dari si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha.

 Demikianlah kesedihan yang menimpa dua remaja, bunga - bunga telah layu dan mati, burung - burung berkicau sedih dan duka terhadap mereka. Malam yang diangan - angankan akan menjadi sangat indah dan berkesan itu berubah menjadi malam kesedihan dan ratapan, malam pupusnya kegembiraan.


Jumat, 08 Mei 2015

Kisah Nyata - Persahabat Seindah Pelangi

Kisah ini adalah kisah yang aku alami. Kisah ini aku beri judul Sahabat Seindah Pelangi karena kisah ini menceritakan tentang sebuah persahabatan ku dengan temanku. Aku memiliki seorang sahabat dar kecil, kebetulan rumah kami memang berdekatan.

Dari kecil kiita sudah sahabatan, dari sebelum kami bersekolah hingga kami lulus SMA. Banyak kenangan yang sudah kami lalui, dari bolos bareng, sampai panggilan orang tua bareng, berkelahi bareng, bahkan kami berdua juga berkelahi hanya gara - gara kami suka dengan satu cewek yang sama.

Aku dan dia punya hobi yang sama yaitu bermusik, kita pun punya selera musik yang sama, hingga akhirnya kami lulus SMA. Kami memutuskan mengambil sekolah musik swasta di daerah kami. Kami berang bersama untuk mendaftar ke sekolah tersebut.

Sepulang dari sekolah tersebut, hujan turun cukup deras, akan tetapi matahari masih terlihat cerah. atau yang biasa di sebut hujan panas. Akhirnya kami memutuskan untuk berteduh di bawah jembatan, tempat dimana dulu kami sering bolos sekolah.

Sambil berteduh kami memandangi langit dan tampak sebuah pelangi yang sangat indah, dia pun berkata kepadaku "Tong, (nama panggilanku)coba kamu lihat pelangi itu, banyak warna akan tetapi tetap jadi satu pola, itu seperti persahabatan kita tong, penh warna yang sudah kita lewati tetapi kita tak akan pernah berpisah."

"Iya, Teng (Nama panggilannya) aku juga berharap begitu."

"Aku yakin, Tong. Suatu saat kita pasti biisa berhasil seperti pelangi itu, yang bersinar penuh warna diatas langit dan tempat ini adalah saksi persahabatan kita tong, kalau nanti kita sukses jangan lupa satu sama lain, kalau kita lupa. Kita bisa lihat tempat ini, karna tempat ini bukan hanya sebuah kenangan, tapi tempat ini adalah suatu tanda pengingat dari mana kita berasa."

Singkat cerita, setelah lulus, karir onteng lebh baik dari pada karirku, dia direkrut sebuah band ternama dan aku hanya menjadi seorang guru musik.

Karena kesibukannya, dia sekarang sudah jarang sekali berkunjung ke rumah. Jangankan main ke rumah, menghubungiku pun jarang. Karirnya pun semakin melonjak, aku selalu memandanginya di TV, aku ikut senang, karena dia menjadi publik figur dan aku teman - teman barunya adalah tempat bersandarnya yang baru.

Jalan hidup kita pun berbeda, sampai pada akhirnyaaku bertemu dengan seorang waniita yang akhirnya menjadi istriku.

Seminggu sebelum pernikahanku. Aku mencoba untuk menghubungi si onteng. "Halo, Teng"

"Iya, Tong. Eh,,, Tong ntar aja aku telpon balik ya, sekarang aku lagi sibuk Tong. Mau manggung." jawabnya

"Enggak, Teng. Aku cuma mau ngabarin kamu, kalau  minggu depan aku mau nikah, aku berharap kamu datang ya."

"Iya, oke. Tong" sahutnya langsung mematikan handphone.

Hari bahagia itu pun sudah tiba, aku perhatikan satu persatu tamu yang datang dan belum terlihat wajah si Onteng. Aku terus menunggu hingga akhirnya dia benar - benar tidak datang, bahkan ucapan selamat pun tidak terucap dari mulutnya. Terasa sangat sedih hati ini, sekuat dan semampu ku menahan air mata agar tidak menetes.

Aku lihat dia di TV, karirnya sangat melesat, dia benar - benar sudah jadi band papan atassesuai dengan apa yang jadi harapannya selama ini. Aku ikut senang melihatnya walau terkadang air mata menetes karan jauh di dalam hatiku sangat merasakan kehilangan sosok sahabat yang dulu selalu bersama.

Sore itu hujan turun deras. Tetapi matahari bersinar panas, seperti suasana dimana aku dan Onteng mengatakan sebuah janji. Aku ajak istriku ke bawah jembatan, suatu tempat yang menjadi saksi persahabat aku dan Onteng.

Aku ceritakan semua kisah ku dengan Onteng sampai tak sadar air mataku menetes deras, istriku pun tak sanggup menahan air matanya setelah mendengar cerita ku..

Beberapa tahun kemudian, ketika aku lihat berita di TV ada berita tentang Onteng, dia sedang terbaring sakit di rumah sakit swasta, tanpa pikir panjang, aku langsung kesana untuk melihat kondisi Onteng. Sesampainya disana, kamar Onteng pun di jaga ketat sehingga aku tidak bisa masuk, melihatnya tidak bisa. Hingga pada akhiirnya aku di usir satpam, karena aku nekat menerobos masuk.

Semakin harikondisi Onteng semakin parah, dia mengidap kanker otak. Aku hanya bisa memantau keadaannya lewat TV infotainment.

Beberapa bulan kemudian, ketika aku ingin mengantar anakku ke sekolah, datang seorang tetangga dia berkata. "Om, ada yang nyari. Om di tunggu di jembatan lama dekat jalan tol."

Setelah aku mengantar anakku ke sekolah. Aku langsung menuju ke jembatan, aku penasaran siapa orang yang nyari aku, kenapa tidak langsung datang ke rumahku, malah mengajak untuk bertemu disitu.

Sesampaiinya d jembatan, betapa kagetnya aku. Aku melihat sahabatku si Onteng duduk di kursi roda diantar seorang managernya dengan kepala sudah botak dan badannya yang kurus.

Aku tak sanggup menahan air mata, dia pun membuka matanya sambil menangis, berharap aku memeluknya.

Sambil menangis dalam pelukan, dia berkata. "Maafkan aku, Tong. Aku sudah lupa daratan. Aku terlena dengan kejayaan yang akhirnya menjadi boomerang buat diriku sendiri. Aku kangen sama kamu, Tong." Ucapnya sambil meneteskan air mata yang begitu deras.

"Tidak apa - apa, Teng. Aku tetap sahabatmu Entong yang dulu" ucapku sambil menangis.

"Aku capek, Tong. Aku ingin istirahat, aku pengen melihat pelangi di tempat ini, pelangi yang menyimbolkan persahabatan kita." ucap Onteng.

Aku pun tetap di sampingnya menunggu datangnya hujan dan berharap dapat melihat pelangi sambil bercerita masa - masa dimana pernah kami lewat berdua.Tetapi Tuhan berkehendak lan, hari itu awan sangat cerah dan tidak ada tanda - tanda akan turun hujan.

"Tong, aku kedinginan, deketan sini Tong. Aku ingin bersandar di pundakmu." pinta Onteng

"Iya, Teng. kamu bersandar aja, kamu bukan sekedar sahabat buatku, kamu sudah seperti bagian dari diri ku, Teng"

"Terima kasih, Tong. Sekali lagi aku minta maaf." ucap Onteng

Dan beberapa saat kemudian tanpa aku sadari Onteng pun telah menutup matanyauntuk yang terakhir kalinya tepat disamping ku sambil kepalanya disandarkan di pundakku.

Serentak, semua orang yang berada disitu menangis histeris. Ibunda Onteng pun jatuh pingsan dan ayahnya pun menangs histeris.

Onteng telah pulang kepadaNYA. Badanku terasa lemas, serasa tak percaya akan semua yang terjadi. Air mata tak lagi dapat berhenti mengalir.

Walau raga sudah tak bisa bersama, tetapi rantai hati tak pernah patah. Selamat jalan sahabatku Onteng.

 @banyak sudah kisah yang tertinggal kau buat jadi satu kenangan, seorang sahabat telah pergi tanpa tangis arungi mimpi. Selamat jalan kawan cepatlah berlabuh, mimpimu kini telah kau dapati, tak ada lagi seorang pun yang menggangu kau bernyanyi. @TipeX_selamat jalan. Itu adalah sebuah bait lagu yang sering kami nyanyikan ketika berada di bawah jembatan.

Kamis, 07 Mei 2015

Kisah Nyata - Ternyata Cintamu Hanya Sebatas Harapan

 Saya Anie, bertempat tinggal di Kota bandung. Berikut inii adalah kisahku yang pernah aku alami, 1 Tahun lalu statusku menyendiri. Tiada ada siapa - siapa di dekatku. Setelah usai menjalin hubungan dengan seseorang. Selama 1 Tahun itu aku sulit untuk membuka embaran baru.

 Pada suatu hari, tepatnya Minggu 5 April 2015, aku bertemu dengan seseorang di Sosial Media (SosMed), Arie itu namanya, dia tinggal tidak begitu jauh dari tempat tinggalku. Namun, di karenakan kami memiliki aktifitas dan kami di sibukkan oleh kesibukan kami masing - masing, sehingga kami sulit untuk bertemu.

 Kami saling berkirim kabar di tengah kesibukan kami melalui Sosial Media yang kami miliki. Dari situlah, kami saling berbagi pengalaman, saling memberi perhatian dan saling mengisi hari satu sama lain. Hingga aku merasa nyaman bila berada di dekatnya. Aku merasa ada yang aneh dengannya dia membuatku merasa menjadi orang yang paling bahagia setiap harinya, membuatku selalu menunggu kehadirannya.

 Perasaan ini sungguh aneh, Aku selalu saja memikirkannya. Bahkan, aku tidak tahu siapa laki - laki itu, dari mana asal usulnya.

 Dulu aku sempat mengacuhkan dia, aku marahi dia, karena dia selalu saja mengusik hariku. Namun, pada akhirnya aku merasa ada yang berbeda dengannya, aku merasa bahwa aku betul - betul jatuh cinta dengan orang yang mungkin belum aku tahu siapa dia, satu yang pasti. AKU MERASA COCOK DENGANNYA.

 Disuatu hari , kami saling penasaran. Semakin hari, diskusi kami semakin membaik. Aku dan dia ingin menghilangkan rasa penasaran kami yang selalu menghantui pikiran kami. Hingga pada suatu saat aku dan dia mencari luang yang tepat, untuk aku dan diia saling bertemu dan melepaskan semua rasa penasaran yang ada di dalam benak kami.

 Panggilan kata 'SAYANG' yang keluar dari chatnya itu membuatku terus menerus memikirkannya.

 Hari ini tepat TGL 5 mei 2015 tepatnya hari Selasa

 Aku dan dia, akhirnya bertemu di suatu tempat. Di kota yang hampir 5 tahun ini aku tinggali dan tepatnya itu di Archemanik endah, waktu itu jarum jam menunjukkan di jarum 18:55. Dalam pertemuan itu, aku merasa bahwa cinta sejati yang dulu sempat aku anggap tidak ada itu. Ternyata memang ada, dan saat ini aku sedang merasakannya. Bahkan aku merasa bila aku mencintai seseorang segala upaya aku lakukan demi nama cinta itu sendiri.

 Malam itu pun penuh kesan - kesan yang mungkin yang mungkin sulit untuk aku lupaka. Dan setelah usai pertemuan itu, keesokan harinya diskusi kami pun semakin membaik.

 Hari ini TGL 07:00 Mei tepatnya pada pukul 07:00 pagi, dia memasang foto seorang perempuan yang tiada lebih menarik di banding wanita lain, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

 Aku pun menanyakan periihal itu kepadanya. "Siapa perempuan itu?" tanyaku dengan sedikit nada yang penuh curiga.

 Dia menjawab. "Itu, pacarku"

 Mendengar jawabannya yang begitu simple, pendek . Tapi padat berisi, berhasil membuatku terbakar oleh api cemburu, hatiku terasa hancur, aku menangis saat itu juga bahkan malam ini. Dia datang hanya memberi harapan, hanya membuat aku jatuh cinta saja.

 Sayangnya semua hanya sebatas kata di sosial media saja, dan pesan terakhir yang aku terima darinya. "Kamu terlambat, kamu tidak pernah tepat waktu."

 Pada akhirnya, aku menyadari. Bahwa, aku terlalu mudah tidak waspada, terlalu percaya dengan perkataannya hingga aku harus tertipu.

 Inilah pelajaran yang paling berharga, karena hati perempuan itu gampang tersentuh bahkan oleh setiap kata - kata manis. Dan kini, aku harus terbiasa lagi dengan hari - hariku sebelum ini terjadi. Sendirian sudah menjadi teman, dan bahkan kesepian pun sudah menjadi kekasih. Dan malam ini, aku menunggu hari esok. Semoga akan lebih baik. Tidak terjadi lagi untuk yang kesekian kalinya.

 Ok terima kasih, sudah mau baca. Ini iseng saja, setidaknya bisa mengurangi rasa sesak dihati malam ini. :'(



Kisah Nyata - Ibu Mertuaku Sumber Malapetaka Bagiku

Aku memiliki seorang teman baik yang sudah aku kenal sejak 15 tahun silam.Ketika itu, aku di terima bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi yang berada di Kuala Lumpur. Di tempat kerja baru ku itulah akhirnya aku berkenalan dengan seorang teman perempuan yang bernama Wati. Di mataku Wati adalah seorang wanita yang cantik dan juga pandai membawa diri. Di tempat kerja, Wati adalah seorang gadis yang sederhana dan tidak sombong. Aku sangat merasa nyaman berteman dengannya, rasa nyaman inilah yang mampu membuat kami berteman sampai lebih dari 15 tahun. Aku dan Wati seringkali bertukar pendapat dan saling curhat jika kami mengalami suatu masalah.

Persahabatan kami tetap berlanjut, walaupun sekarang aku sudah pindah kerja. Walaupun kami sekarang sudah memiliki keluarga masing - masing, tetapi persahabat kami tetap berlanjut.

Kisah nyata ini bermula ketika Wati telah mengambil sebuah keputusan untuk membina mahligai rumah tangga dengan seorang pria yang aku kenali bernama Ikhsan. Aku sangat mengenal kepribadian Wati, tapi tidak dengan Ikhsan. Yang aku tahu, waktu itu Ikhsan, bekerja di salah satu perbankan saat mengejar dan mendekati Wati untuk menjadi pacarnya. Ketika itu yang aku tahu Wati sering memarahi Ikhsan agar dia menjauhinya. Karena waktu itu aku tahu bahwa Wati sudah memiliki pacar. Namun, hal itu tidak cukup kuat untuk Ikhsan terus mengejar Wati untuk menjadikannya pacar bahkan sebagai istri.

Wati yang waktu itu baru saja putus dengan pacarny, mengambil keputusan untuk menerima lamaran Ikhsan, melihat akan kesungguhan yang selalu di perlihatkan Ikhsan.

Saat acara pernikahan Wati dan Ikhsan, aku juga berkesempatan untuk hadir di acaran pernikahannya. Di acara pernikahan itu, aku melihat kebahagiaan yang terpancar dari rona wajah Wati yang mendapat gelar sebagai seorang istri. Saat itu aku juga berharap agar suatu hari nanti aku juga bisa merakan kebahagiaan yang sama dengan apa yang di rasakan oleh Wati saat itu.

Wati telah di sahkan tengah mengandung, di usia perkawinannya yang telah berjalan lebih dari setahun. Wati sangat merasa bahagia sekali waktu itu, apalagi saat itu dokter mengatakan bahwa anak mereka kembar. Aku sebagai sahabat hanya bisa berdo'a semoga saja kebahagiaan mereka berlipat ganda seperti kandungannya sekarang. Namun, impian Wati untuk hidup bahagia musnah, setelah menikah dengan Ikhsan. Ikhsan yang dulunya sangat baik, sangat menyayangi Wati, Sangat mencintai Wati, kini telah berubah drastis, sekarang Ikhsan suka marah - marah kepada Wati. Bukan hanya itu saja, keluarga besar Ikhsan pun sangat membenci Wati.

Wati sering bercerita dan minta pendapat denganku tentang perlakuan buruk yang ia terima oleh Ikhsan dan Ibu mertuanya. Wati sering kali di perlakukan seperti seorang pembantu, walaupun waktu itu dia tengah hamil, namun keluarga Ikhsan selalu saja menyuruhnya untuk bersih - bersih rumah, ngepel lantai, nuci baju bahkan seluruh pekerjaan yang biasa di kerjakan oleh pembantu di kerjakan oleh Wati. Sementara itu, adik iparnya yang perempuan enak - enakan bermalas - malasan menonton tv, online, dan tidur - tiduran.

Sebagai seorang sahabat, aku sangat merasa sedih dan kasihan atas apa yang telah menimpa sahabatku itu. Namun, aku menasehati dan memberikan kata - kata nasehat kepadanya agar dia tidak merasa tertekan akan masalah yang tengah dia hadapi.

Wati seringkali bercerita kepadaku, bagaimana dia di caci maki oleh Ikhsan, tidak cukup dengan caci maki, Ikhsan bahkan sering main tangan bahkan sering kali Ikhsan menendangnya hingga terpelanting beberapa cm dari tempat asalnya. Selalu ada saja hal - hal kecil yang membawanya kepada pertengkaran. Dan hal yang paling aku sesalkan, setiap kali mereka bertengkar, pasti akhirnya Ikhsan akan menyakiti fisik Wati.

Sering kali terlintas di benak Wati untuk membawa perihal itu ke pengadilan. Namun, dia selalu memikirkan tentang nasib anak - anaknya, akhirnya Wati pun hanya mampu berdiam diri, agar rumah tangganya bisa di selamatkan.

Pernah suatu ketika, Wati berkunjung ke tempat pengobatan tradisional, disitulah akhirnya Wati mengetahui bahwa, rumah tangganya yang sedang kacau itu akibat dari ilmu hitam yang dimiliki oleh mertuanya. Pada mulanya Wati tidak ingin mempercayainya. Namun, karena banyaknya pengamal pengobatan tradisional yang ia jumpai dan kesemuanya itu mengataka hal yang sama, yaitu suaminya saat itu di bawah pengaruh guna - guna ibu mertuanya. Dan akhirnya Wati pun mempercayai hal itu.

Aku kategorikan Ibu Mertua Wati adalah sebagai orang yang sangat jahat. Karena, dia sanggup menyakiti menantu, anak, bahkan cucunya sendiri hanya untuk semata - mata mengikuti semua keinginannya.

Wati pun terus berusaha mendatangi orang - orang pintar agar bisa membuang semua pengaruh ilmu sihir yang di kirimkan oleh ibu mertuanya itu. Namun, karena ilmu yang di miliki oleh ibu mertuanya itu cukup kuat dan sangat dahsyat dan tak seorang pun yangmampu menolongnya saat itu.

Sementara itu Ikhsan yang berada di bawah pengaruh sihir ibunya, semakin tidak bisa mengendalikan dirinya. Wati yang saya akui sangat tabah dan sabar dalam menghadapi Ikhsan dan tetap ingin mempertahankan rumah tangganya demi anak - anaknya. Setiap hari dia selalu berdo'a agar rumah tangganya di selamatkan dan di pulihkan seperti sedia kala.

Rumah tangga yang di pertahankannya selama 11 tahun itu, akhirnya runtuh juga. Kini Wati menjadi seorang ibu tunggal dari 4 orang anak. Walaupun sudah di ceraikan oleh Ikhsan. Hidup Wati masih di belenggu oleh ilmu sihir mantan ibu mertuanya yang ingin melihat kesengsaraan yang Wati setelah bercerai dengan anaknya.

Semangat Wati tetap kuat untuk membesarkan ke 4 orang anaknya. Dia membuka usaha kecil - kecilan yaitu sebuah warung kelontongan untuk bisa menghidupinya dan ke 4 orang anaknya. Di waktu itu juga Wati terus berusaha untuk mengobati diri dan anak - anaknya agar terlepas dari pengaruh sihir mantan ibu mertuanya.

Akibat dari tekanan, anak - anak wati tidak bisa mengikuti pelajaran dan mendapatkan nilai yang kurang baik. Setelah puas berpikir. Akhirnya Wati mengirim salah seorang anaknya untuk belajar di sebuah pesantren yang berada di luar kota, dan itu juga berkat bantuan dari keluarga angkatnya. Walaupun sedih, tetapi Wati tidak memiliki pilihan lain, karena keluarga dari bekas suaminya sering datang mengganggu dan memberikan tekanan - tekanan yang membuat anaknya tidak bisa mengikuti pelajaran.

Karena Wati mengirim anaknya ke pesantren, bekas ibu mertuanya menjadi sangat marah dan mengirimkan ilmu sihir terhadap Wati dan anaknya Ari. Wati menjadi sangat tertekan dan putus asa untuk melanjutkan hidupnya. Hampir setiap hari Wati melihat kelibatan seorang nenek tua yang datang mengganggunya. Hampir setiap hari juga Wati terus - terusan menangis mengenangkan nasibnya. Apalagi setelah tahu Ari, anaknya yang berada di pesantren juga terkena sihir dari neneknya sehingga mengganggu pelajarannya. Untungnya Wati memiliki keluarga angkat yang cukup baik kepadanya, sehingga dia di bawa untuk berobat ke pengobatan tradisional.

Aku sangat sedih dengan apa yang telah menimpa sahabat ku itu, terkadang aku juga menangis apabila aku terkenang akan nasib yang dialami oleh sahabat baikku itu. Aku hanya bisa memberikan kata - kata penyemangat untuk Wati dan anak - anaknya. Terkadang aku juga membawa mereka untuk jalan - jalan bersama istri dan anak - anakku. Aku dan istriku sangat sedih suatu ketika keluar dari mulut anaknya Wati yang mengatakan bahwa, bapak kandungnya tidak pernah membawanya untuk jalan - jalan.

Sekarang ini Wati masih berada di bawah pengaruh sihir bu mertuanya, dan dia juga sedang berusaha untuk mengobatinya. Ingin sekali rasanya aku menghabisi nyawa ibu mertua Wati yang tidak memiliki perasaan itu.

Kata kata untuk sahabatku Wati... "Wati, aku tahu kau tabah, sabar dan kuat untuk menghadapi semua ujian ini. Sebenarnya kamu adalah seorang yang sangat istimewa karena di uji dengan ujian yang sehebat ini. Aku sebagai sahabat dan teman baikmu, hanya mampu terus terusan berdo'a agar kamu di berikan kebahagiaan di dunia dan akhirat. amin"

Buat para pembaca, saya harapkan sudilah kiranya mendo'akan teman saya (Wati) agar terbebas dari pengaruh buruk ilmu sihir dari mantan ibu mertuanya. Bantulah saya dengan menyebarkan tulisan ini agar banyak orang yang bisa mendo'akan untuk kesembuhan atas teman saya Wati.

Terima Kasih



Selasa, 05 Mei 2015

Kisah Nyata - Selalu Ada Harapan Di Setiap Do'a Seorang Ibu.

Pada suatu hari, seorang pemuda bernama Heru mengalami kecelakaan. Dia di tabrak oleh sebuah taksi, lukanya sangat parah. Kepalanya mengalami luka yang begitu hebat, tangan patah dan perutnya juga mengalami luka yang sangat parah.

Di rumah sakit, dokter yang menanganinya sudah tidak ada memberikan harapan untuknya hidup. Karena kondisinya yang sangat parah dan sudah tidak ada lagi harapan untuknya menimati hidup di atas dunia ini. Kemudian pihak rumah sakit menghubungi keluarganya. Alhasil, Sumiati (ibu kandung Heru.) hampir pingsan mendengar berita duka mengenai perihal kecelakaan yang menimpa anaknya. Sumiati pun bergegas ke rumah sakit untuk melihat kondisi anaknya.

Berlinang air mata Sumiati melihat keadaan anaknya. Walau pun pihak rumah sakit sudah memvonis bahwa sudah tidak ada harapan lagi buat anaknya untuk diselamatkan. Sumiatitiada henti - hentinya berdo'a dan memohon kepada Allah agar anaknya itu di berikan kesempatan lagi untuk hidup di dunia ini.

Jam berganti hari, hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, keadaan Heru tidak banyak mengalami perubahan. Setiap hari Sumiati datang ke rumah sakit untuk anaknya. Setiap malam pula dia menyempatkan untuk bangun agar dia bisa menjalankan sholat malam, bertahajjus dan berdo'a kepada Allah memohon agar anaknya di selamatkan dari maut.

Di dalam keheningan malam Ibu Sumiati, sambil berlinang air mata menghantarkan do'a untuk anaknya, diantara do'a yang ia panjatkan adalah sebagai berkut. "Ya Allah, Ya Tuhanku, kasihanilah aku dan kasihanilah anakku. Susah payah aku membesarkannya dengan air susuku yang engkau karuniakan kapadaku, aku suapkan kedalam mulutnya. Ya Allah, aku pasrah akan semua keputusanmu. Aku ridho dengan qada dan qadarmu. Ya, Allah dengan air mataku ini, aku bermohon kepadamu, engkau sembuhkanlah anakku dan janganlah kau cabut nyawanya. Aku sangat menyayanginya. Aku sangat merindukannya. Susah rasanya bagiku untuk hidup tanpa anakku ini. Terngiang - ngiang suaranya terdengar di telingaku memanggil - manggil aku, Ibunya. Ya, Allah, tidak ada ada Tuhan selain engkau. Tunjukkanlah kuasa Mu ya Allah. Ake rela jika anggota tubuhku dapat di berikan kepadanya agar dengannya dia dapat hidup kembalii. Ya, Allah, aku ridho nyawaku engkau ambil sebagai gantinya, asal anak kesayanganku dapat hidup kembali. Engkau yang maha segala hal, berkat kebesaran Mu ya Allah, terimalah do'aku ini... Amin"

Keyakinan bu Sumiati kepada kuasa ilahi sangat kuat, walau pun tubuh anaknya Heru hancur cidera dan sudah di vonis dokter sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup. Namun, Allah benar - benar mau menunjukkan kebesaran dan kuasanya.

Setelah 5 bulan terlantar, akhirnya Heru memperlihatkan tanda - tanda kesembuhan, dan akhirnya dia sembuh sepenuhnya. Berkat do'a seorang ibu yang ikhlas.

Akhirnya Heru dapat melanjutkan hidupnya, dan menjalin sebuah rumah tangga, hingga beliau memiliki beberapa penerus (anak)

Sumiati semakin hari semakin menua dan uzur. Suatu hari, di usia Ibu Sumiati yang ke 75 tahun. Beliau jatuh sakit dan di masukkan ke rumah sakit. Di awal - awal hari Ibu Sumiati masuk ke rumah sakit, Heru selalu datang untuk menjenguknya. Akan tetapi semakin hari semakin jarang dia datang untuk menjenguk ibunya.Hingga pada suatu hari, Heru di hubungi oleh pihak rumah sakit, memberitahukan bahwa semakin hari kondisi ibunya semakin parah.

Setelah mendapat pangglan dari pihak rumah sakit. Heru pun bergegas untuk ke rumah sakit, Melihat kondisi bunya yang semakin melemah. Heru pun kemudian mendatangi dokter untuk membicarakan tentang kondisi ibunya.

Dokter memberitahukan bahwa ibunya sudah tidak memiliki waktu yang lama lagi untuk hidup. Ibunya akan menghembuskan nafas terakhirnya kapan saja.

Melihat kondisi ibunya yang  semakin lemah, Heru pun kemudian menengadahkan tangannya, berdo'a kepada sang pencipta. "Ya, Allah. Seandainya mati lebih baik untuk ibuku! maka engkau cabutlah nyawan ibuku.!!!. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk melihat penderitaannya. Ya, Allah. Aku akan ridho dengan kepergiannya... Amin."

Begituah bedanya antara do'a sang ibu untuk si anak dan si anak kepada sang ibu. Jika si anak sakit, walau bagaimanapun kondisinya, meskipun sudah di vonis tidak ada harapan lagi untuknya hidup. Namu, kedua orang tua kita selalu mendo'akan kita agar tetap di berikan umur yang panjang.

Akan tetapi, seorang anak yang selama ini di anggap "BAIK" pada hari ini telah mendo'akan ibunya yang sedang sakit agar segera di ambil oleh Allah. Mereka meminta kepada Allah agar ibu/bapaknya segra di matikan. Kerana, sudah tidak tahan melihat "penderitaan" Ibu/Bapaknya.

Bagaimana dengan anda? Apa do'a yang anda panjatkan untuk Ibu/Bapak anda?

Minggu, 03 Mei 2015

Kisah Nyata - Keajaiban Do'a Anak Yatim

Apa yang di ceritakan oleh sahabat saya ini adalah kisah nyata seorang pria berusia 38 tahun yang memiliki seorang istri berusia 32 tahun yang berparas cantik dan juga baik hati. Bisa di bilang tauladan dalam rumah tangga. Di karuniakan dua orang anak laki - laki yang berusia Delapan tahun dan Enam tahun.

Beliau kerja di sebuah perusahaan antar bangsa sebagai Maintenance engineer, jabatan sebagai penyedia Emergency Responce Team (ERT). Beliau memiliki tugas yang sangat padat, sehingga beliau sering pulang malam bahkan di akhir pekan.

Pada suatu hari, beliau mengalami sebuah musibah, beliau mengalamai sebuah kecelakaan di jalan sewaktu ingin ke tempat kerja. Mobil yang di bawanya menabrak sebuah Truk dan akhirnya mobil yang di kendarainya tersungkur kedalam selokan.

Beliau mengalami koma selama Tiga hari dan di rawat di sebuah rumah sakit selama 47 hari. Saya termasuk sebagai orang yang pertama kali sampai ke rumah sakit, setelah mendapat panggilan dari istrinya. Dan saya juga termasuk orang pertama yang di lihatnya, setelah lepas dari koma, setelah istri dan dokter yang menanganinya.


Sewaktu sahabat saya ini koma. Dia di datangi oleh seorang malaikat yang mengatakan bahwa umurnya hanya tinggal satu jam saja, yaitu tepatnya pada pukul 01.45 siang. Akan tetapi malaikat itu juga mengatakan satu hal kepadanya, Allah akan menangguhkan kematiannya jika ada 50 orang yang mendo'akannya secara tulus agar dia mendapatkan umur yang panjang.

Beliau sangat panik dan bertanya, "Ada berapakah sekarang yang telah mendo'akan saya secara ikhlas?"

"Sampai sekarang baru ada 3 orang" jawab sang malaikat sambil menunjukkan ketiga orang itu.

Dilihatnyalah siapa saja orang yang telah mendo'akannya secara ikhlas itu. Yang pertama adalah Istrinya yang sejak hari pertama dia masuk ke rumah sakit, terus - terusan menangis. Dan juga kedua anaknya yang tertidur di kursi menungguinya siuman.

Malaikat itu juga memperlihatkan mereka yang mendo'akannya, yaitu teman sekerjanya termasuk saya, yang telah membacakan surat yasin di masjid. Ibu bapaknya, mertuanya , adik kakaknya, sahabat dan teman kerjanya. Semua orang itu telah mendo'akan saya namun tidak di terima oleh Allah.

Beliau pun bertanya kepada malaikat itu. "Mengapa do'a mereka tidak di terima?"

Malaikat menjawab. "Tiada keikhlasan 100% di hati mereka."

Waktu yang di berikan semakin mendekati. Dia pun tiidak tahu, mengapa malaikat memberikan waktu yang sangat singkat kepadanya untuk hidup di dunia ini? Apa yang akan terjadi padanya kini?

Dia pun kurang pasti. Malaikat terus menunggu dan melihat waktu yang kian menghampiri jam 01 : 45 siang.

Hanya tinggal 10 menit lagi. Baginya itu adalah hal yang mustahil untuk mencari 47 orang yang mendo'akannya secara ikhlas. Beliau pun bertanya kepada Malaikat "Apakah anda akan mencabut nyawa saya, jika saya gagal mendapat 47 orang yang ikhlas mendo'akan saya?"

Malaikat pun menjawab. "Ya"

Kurang dari satu menit, malaikat menghampirinya. Kemudian, secara tiba - tiba di mana waktu hanya tinggal setengah menit lagi dan malaikat menghampirinya dan berkata. "Allah mengabulkan do'a mereka yang mendo'akanmu agar di berikan umur yang panjang, Anda telah berhasil mendapatkan do'a dari 50 orang yang ikhlas mendo'akanmu.

Beliau pun bertanya, "Siapakah orang yang telah mendo'akan saya?"

Malaikat menunjukkan kepada sahabat saya. Orang itu adalah, rombongan anak yatim yang baru saja menunaikan ibadah sholat dzhuhur dan baru saja membacakan do'a untuk anda. Dulu anda pernah berkunjung ke panti asuhan mereka dan memberikan bantuan sejumlah uang. Mereka telah mendapat kabar atas kecelakaan yang telah menimpa anda dan kini mereka membalas kabaikanmu dengan mendo'akan agar kau di berikan umur yang panjang, setelah mereka usai melaksanakan sholat dzhuhur tadi. Doa' mereka ikhlas dan di terima oleh Allah.

Malaikat itu kemudian Ghaib dan tepat pada pukul 01:45 siang, sahabat saya tersadar dari komanya dan kemudian menangis dalam kesedihan. Istri beliau yang berada di sampingnya ikut menangis begitu juga dengan saya.

Waktu itu, saya tudak tahu apa yang telah terjadi kepadanya di dalam komanya, dan mengapa beliau menangis setelah tersadar dari komanya?

Setelah beberapa hari dan beliau pun sudah sehat dan juga sudah mulai bekerja, beliau pun menceritakan kepada saya, dan hal yang paling di sesalinya adalah.

1.Dia merasa bersalah kepada Istri dan anak - anaknya. Karena, telah membuang waktu yang seharusnya di pergunakannya untuk bersantai/berlibur dengan istri dan anak - anaknya, karena mengejar DUIT dan TANGGUNG JAWAB. Sedangkan istri dan anak - anaknya mendo'akannya secara ikhlas.

2.Dia telah mengabaikan tanggung jawabnya dalam berhubungan dengan masyarakat yang berada di sekelilingnya. Dan hal ini menyebabkan mereka tidak ada rasa kasih kepadanya walaupun dia akan mati.

3. Dia telah mengabaikan dan ingkar janji kepada teman - temannya sampai - sampai teman - temannya marah dan hal itu menyebabkan do'a mereka menjadi tidak ikhlas.

4.Beliau jarang pergi ke masjid, kecuali jika hari Jum'at dan ini menyebabkan jemaah masjid kurang mengenalinya dan menyebabkan do'a mereka tidak ikhlas.

5.Dia jarang memberikan sedekah dan amal jariah. Nasib baiklah yang telah menuntunnya untuk bersedekah ke panti asuhan, dan itu pun atas desakan istrinya.

6.Dia jarang bertolak ansur dengan kaki tangannya walau pun hal - hal yang remeh. Ini menyebabkan kaki tangannya membencinya dan do'a mereka juga tidak ikhlas.

7.Dia jarang berkunjung ke rumah adik dan kakanya. Dan takut kalau - kalau adik dan kakaknya akan meminjam uang kepadanya. Hal inilah yg membuat tiada keikhlasan di hati mereka.

8.Dia juga telah banyak sekali menyakiti hati kedua orang tuanya. Karena tidak menepati janji untuk pulang kampung setelah hari - hari tertentu, lantaran soal pekerjaan. Hal inilah yang membuat ibu bapaknya marah dan ini hanya Allah yang tahu.

9.Dia gagal menjalankan ibadah sholat pada waktunya, karena pekerjaannya dan pada akhirnya tidak di kerjakan sama sekali terutama sholat asar.

10.Dia tidak melaksanakan Zakat, walaupun beliau memang layak berbuat demikian.

Sahabat pembaca  : Allah masih sayang kepada teman saya ini. Dia telah memberikan kita sebuah pelajaran dari kisah nyata ini.