Assalamualaikum yunus,sebelumnya saya ingin berterima kasih karna sudah
mau memposting ceritaku ke dalam blog kamu. sebut saja namaku Rani (nama
samaran) aku berasal dari Indramayu dan saat ini aku bekerja di Saudi.
Aku
berasal dari keluarga yang bisa dibilang serba kekurangan. Ayahku
adalah seorang buruh tani dan Ibu aku juga membantu ayahku dalam mencari
uang untuk kebutuhan aku dan kelima saudaraku. Ibuku bekerja
serabutan(jasa), dimana dia selalu mencuci pakaian tetangga dari rumah
ke rumah.
Walau demikian aku tidak merasa malu mempunyai dan di
besarkan oleh mereka. Malah aku merasa bangga mempunyai orang tua
seperti mereka yang mempunyai tanggung jawab yang begitu besar kepada
anaknya dan mampu menyekolahkan aku hingga aku selesai sampai SMU.
Oleh
karena kondisi dan keadaan orangtuaku yang sangat begitu sulit dan
memiliki banyak hutang kepada yanto (nama samaran) aku pun dinikahkan
dengan Yanto sebagai ganti/bayar hutang kedua orangtuaku. Sebagai
seorang anak yg ingin berbakti kepada orang tua aku pun menurut dan mau
dinikahkan dengan Yanto yang sudah memiliki Dua orang istri itu, dengan
satu syarat bahwa mas Yanto tidak akan kawin lagi dan menjadikan aku
istri terkahirnya.
Selang beberapa bulan aku merasa nyaman, aman dan
bahagia. Bahagia karena aku bisa memberikan sedikit uang dan bisa
membantu perekonomian kelurgaku. Sejak aku nikah dengan mas Yanto
perekonomian keluargaku sedikit berubah, karna mas yanto selalu
memberiku uang belanja yang bisa di bilang lumayan banyak dan aku
menyisihkan sebagian untuk aku berikan kepada ibuku untuk menyekolahkan
adik-adikku.
Namun hal itu tidak berlangsung lama, di tahun ke tiga
setelah aku menikah dengan mas Yanto dan memiliki seorang anak sikap mas
Yanto sedikit berubah, dia juga sudah membatasi/memberikan uang sangat
sedikit kepadaku. Jangankan untuk memberikan kepada orangtuaku untuk
beli susu dan kebutuhanku saja terkadang tidak cukup.
Aku tidak
berdiam diri begitu saja melihat/merasakan keanehan yang terjadi, diam -
diam aku membuntuti suamiku. Alhasil aku menemukan jawaban ternyata
suamiku sedang main gila dengan janda muda yang bernama Santi (nama
samaran). Santi memang seorang janda muda yang bisa di bilang sangat
cantik, setiap pria yang melihatnya pasti akan tergoda dan ingin
mendapatkan cintanya.
Karena merasa cemburu aku memberanikan diri
untuk memasuki rumah Santi dan melabraknya yang lagi asik berbuat
maksiat di dalam rumahnya. Pertengkaran hebat pun terjadi antara Aku,
Suamiku dan Santi. Entah karna pesona si Santi yang begitu besar atau
mungkin karna aku memang tidak secantik Santi. Maka mas Yanto
menceraikan aku dan tidak memberikan aku sepeserpun hartanya, akan
tetapi dari hasil sidang perceraian dia akan tetap memberikan nafkah
kepada anaknya yang ikut bersamaku.
Di tahun pertama, kedua, ketiga
mas Yanto masih aktif memberikan sedikit uang untuk Heri (nama samaran)
anaknya akan tetapi di tahun kelima mas Yanto sudah tidak pernah lagi
memberikan uang ke Heri anaknya. Pernah suatu saat aku kehabisan uang
dan beras aku coba untuk minjam ke warung yang ada d sekitar tempat
tinggalku alhasil karena hutangku sudah banyak dan belum membayarnya
orang warungpun tidak ingin memberikanku pinjaman. Aku bingung, Aku
putus asa tidak tahu harus kemana lagi dan anakku butuh makanan aku
memberanikan diri kerumah mas Yanto. Akan tetapi sewaktu aku berkunjung
ke rumah mas yanto dia tidak ada di rumah, yang ada hanya Santi. Akupun
memberanikan diri untuk meminjam sedikit uang kepada Santi. Bukan uang
yang aku dapatkan akan tetapi aku mendapatkan makian dan omelan yang
begitu sangat tidak enak untuk di dengar.
Ditengah perjalanan pulang.
Yang memang jarak dari rumah mas Yanto dan tempat tinggalku terlalu
jauh aku melihat ada brosur yang menyatakan bahwa lagi membutuhkan
Tenaga Kerja Wanita untuk dikirim ke Saudi akupun mengambilnya dan
membawanya pulang. Alhasil setelah rembuk dengan kedua orangtuaku
akhirnya mereka menyetujui keberangkatanku ke tanah Arab Saudi. Karena
syarat dan masih banyak yang harus dilengkapi Ibuku rela menjual satu -
satunya perhiasan (kalung) yang beratnya tidak seberapa akan tetapi
cukup untuk membiayai dan melengkapi semua persyaratanku untuk menjadi
Tenaga Kerja Wanita di Saudi Arabia.
Di bulan pertama (gaji awalku)
ku kirimkan semua ke kampung dan menyuruh orangtuaku untuk membeli
telpon genggam/hp agar aku bisa berkomunikasi dan bisa mendengar suara
anakku, yang menjadi inspirasi dan penyemangat hidupku. Di bulan kedua
akupun bisa membeli HP baru dan sisa gajiku aku transfer ke indo untuk
kebutuhan anak dan keluargaku di kampung. Selang beberapa bulan kemudian
anakku masuk sekolan Taman Kanak (TK) disinilah penderitaan batinku
dimulai, dimana tidak. Aku selalu merindukan dan membayangkan betapa
bahagianya jika aku ada dikampung halaman. Aku bisa menyiapkan bekal,
bisa mengantar dan menunggu anakku hingga pelajar di sekolahnya usai.
Akan tetapi itu hanyalah hanyalan, kenyataannya aku disini hanya sebagai
kuli dan harus bekerja membanting tulang.
Kebahagiaan pun
menghampiriku setelah mendengar kabar kalau si Heri sekarang sudah masuk
ke Sekolah Dasar (SD). Ingin rasanya aku pulang untuk memeluk dan
mencium buah hatiku itu akan tetapi karena kontrak kerjaku yang masih
berjalan 9 bulan akupun hanya bisa menangis dan menatapi fotonya dan
tidak lupa untuk mendo'akannya agar selalu sehat dan menjadi sosok anak
yang berbakti kepada orangtua.
Hari ini tepatnya tinggal beberapa
hari lagi aku akan pulang kampung karena kontrak kerjaku sudah hampir
habis dan akupun harus menandatangi kontrak baru sebelum pulang ke indo.
Akupun menadatanganinya dan menambah masa kerjaku selama dua tahun ini
semua aku lakukan untuk masa depan buah hatiku si Heri, karna dialah
masa depanku dan aku ingin memberikan kehidupan yang layak untuknya.
Semasa
dikampung aku sangat bahagia karna aku bisa berkumpul bersama anak dan
keluargaku. Aku bisa mengantarkan anakku kesekolah, bisa menyiapkan
sarapan dan bekal untuk dibawanya kesekolah. Akan tetapi sayang itu cuma
berlangsung satu bulan saja, karena aku harus kembali ke saudi untuk
memenuhi kewajibanku.
Hari itu 15-01-2015 akupun berangkat kembali ke
saudi untuk melanjutkan kontrak kerjaku selama dua tahun. aku tidak
bisa menahan airmataku disepanjang perjalanan aku hanya bisa menangis
dan berdo'a dan membayangkan senyum manisnya.
Harapanku untuk anakku
semoga kamu tidak melupakan dan membenci ibumu ini yang tidak bisa
mengasuh dan membesarkanmu layaknya teman - temanmu yang pergi dan
pulang sekolah selalu diantar oleh orangtuanya. Ibu berharap kamu bisa
belajar dengan sungguh - sungguh jangan lupa untuk belajar mengaji dan
sholat lima waktu ya nak. Kamu jangan dengarkan perkataan tetangga yang
mengatakan bahwa disini ibu kerja tidak beres, yang menyatakan kalau ibu
disini kerja sebagai wanita simpanan. Kamu harus percaya ibu nak,
disini ibu kerja banting tulang star jam lima pagi dan baru selesai
kerja terkadang jam 12 malam itu semua untuk kamu. Kamu harus percaya
ibu, ibu disini kerja hanya demi masa depanmu dan ibu tidak ingin
memberikan nafkah yang haram untukmu karna ibu ingin kamu menjadi orang
yang berbudi luhur dan menjadi anak sholeh mana mungkin ibu
memberikan/mencarikanmu uang haram.
Sedikit pesan untuk anakku
tersayang, ibu berharap kamu disana selalu baik disana. Ibu berharap
kamu tidak menyimpan perasaan iri dan dengki di dalam hatimu nak, kamu
harus tahu diri siapa kamu dan siapa teman - temanmu jangan kamu siksa
tantemu dengan meminta ini itu yang mungkin uang yang ibu kirimkan tidak
bisa membelikanmu barang tersebut. Ingat nak untuk bisa bertahan hidup
saja kita harus bersyukur mungkin diluar sana lebih banyak orang - orang
yang lebih sulit kehidupannya dari kita. Jika kamu inginkan sesuatu dan
tantemu tidak bisa membelikanmu kamu jangan sampai punya fikiran untuk
mengambil atau mencurinya. Tiada kebahagiaan di dunia ini kecuali
melihatmu bahagia dan bisa menjadi orang yang sukses di dunia dan
akhirat.
Untuk adik Risma mbak harap kamu selalu memperlihatkan
tulisan mbak ini kepada Heri dan membacakannya agar dia bisa tumbuh
menjadi anak yang berbakti dan selalu bisa menghargai kehidupan yang
kita jalani sekarang ini.
Selasa, 27 Januari 2015
Jumat, 16 Januari 2015
Makna Dari Ijab Qabul
'' Tanggung jawab Suami Selepas Ijab Kabul,Saat Ijab Qabul terucap ''
”Saya terima nikahnya si.... binti si.... dengan mas kawin......di bayar tunai....”.
Singkat, padat dan jelas.Tapi tahukan makna “perjanjian atau ikrar” tersebut?
Itu tersurat. Tetapi apa pula yang tersirat?
Yang tersirat ialah :
Artinya: ”Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia (perempuan yang ia jadikan istri) dari ayah dan ibunya.Dosa apa saja yang telah dia lakukan.
Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat.Semua yang berhubungan dgn si dia (perempuan yang ia jadikan istri), aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung. Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku”.Ak u
juga sadar,sekiranya aku gagal dan aku lepas tangan dalam menunaikan tanggung jawab,maka aku fasik,suami yang dayus dan aku tahu bahwa nerakalah tempatku kerana akhirnya isteri
dan anak-anakku yg akan menarik aku masuk kedalam Neraka Jahanam.. dan Malaikat Malik akan melibas aku hingga pecah
hancur badanku.Akad nikah ini bukan saja perjanjian aku dengan si isteri dan si ibu bapa isteri, tetapi ini adalah perjanjian terus kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala ".
Jika aku GAGAL (si Suami)?
”Maka aku adalah suami yang fasik,ingkar dan aku rela masuk neraka.Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku”.(HR. Muslim)
Duhai para istri...
Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu.Karena saat Ijab terucap,Arsy-Ny a berguncang karena beratnya perjanjian
yang dibuat olehnya di depan ALLAH,dengan disaksikan para malaikat dan manusia.Maka andai saja kau menghisap darah dan
nanah dari hidung suamimu,maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu...
Semoga jadi untuk pengalaman yg sudah nikah maupun yg belum...
Subhanallah.. beratnya beban yang di tanggung suami.Bukankah untuk meringankan tanggung jawabnya itu berarti seorang istri
harus patuh kepada suami,menjalank an perintah ALLAH dan menjauhi larangan-Nya? Juga mendidik putra-putri kita nanti agar
mengerti tentang agama dan tanggung jawab.Semoga kita semua menjadi orang tua yang dapat memberikan yang terbaik untuk
anak-anak kita kelak dengan agama dan cinta kasih sehingga tercipta keluarga kecil yang sakinah,mawadda h,dan warahmah. Aamin Yaa Rabbal'alaminn. ...
”Saya terima nikahnya si.... binti si.... dengan mas kawin......di bayar tunai....”.
Singkat, padat dan jelas.Tapi tahukan makna “perjanjian atau ikrar” tersebut?
Itu tersurat. Tetapi apa pula yang tersirat?
Yang tersirat ialah :
Artinya: ”Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia (perempuan yang ia jadikan istri) dari ayah dan ibunya.Dosa apa saja yang telah dia lakukan.
Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat.Semua yang berhubungan dgn si dia (perempuan yang ia jadikan istri), aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung. Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku”.Ak u
juga sadar,sekiranya aku gagal dan aku lepas tangan dalam menunaikan tanggung jawab,maka aku fasik,suami yang dayus dan aku tahu bahwa nerakalah tempatku kerana akhirnya isteri
dan anak-anakku yg akan menarik aku masuk kedalam Neraka Jahanam.. dan Malaikat Malik akan melibas aku hingga pecah
hancur badanku.Akad nikah ini bukan saja perjanjian aku dengan si isteri dan si ibu bapa isteri, tetapi ini adalah perjanjian terus kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala ".
Jika aku GAGAL (si Suami)?
”Maka aku adalah suami yang fasik,ingkar dan aku rela masuk neraka.Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku”.(HR. Muslim)
Duhai para istri...
Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu.Karena saat Ijab terucap,Arsy-Ny a berguncang karena beratnya perjanjian
yang dibuat olehnya di depan ALLAH,dengan disaksikan para malaikat dan manusia.Maka andai saja kau menghisap darah dan
nanah dari hidung suamimu,maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu...
Semoga jadi untuk pengalaman yg sudah nikah maupun yg belum...
Subhanallah.. beratnya beban yang di tanggung suami.Bukankah untuk meringankan tanggung jawabnya itu berarti seorang istri
harus patuh kepada suami,menjalank an perintah ALLAH dan menjauhi larangan-Nya? Juga mendidik putra-putri kita nanti agar
mengerti tentang agama dan tanggung jawab.Semoga kita semua menjadi orang tua yang dapat memberikan yang terbaik untuk
anak-anak kita kelak dengan agama dan cinta kasih sehingga tercipta keluarga kecil yang sakinah,mawadda h,dan warahmah. Aamin Yaa Rabbal'alaminn. ...
Langganan:
Postingan (Atom)